Kasus yang diajukan oleh Australian Competition and Consumer Commission (ACCC) di Pengadilan Federal itu menyebutkan bahwa Google tidak secara eksplisit mendapatkan persetujuan atau menginformasikan dengan baik kepada konsumen tentang langkah yang diambil Google pada 2016.
Baca juga: Kemarin, Google Classroom "offline" hingga review Redmi Note 9 Pro
Baca juga: 83 persen orang tua khawatir paparan negatif internet, sebut Google
Google disebut menggabungkan informasi pribadi di akun Google dengan aktivitas di situs web non-Google yang menggunakan teknologi Google.
ACCC mengatakan praktik ini memungkinkan anak perusahaan Alphabet itu untuk menghubungkan nama dengan perilaku pengguna di internet untuk mengidentifikasi konsumen.
Langkah ACCC tersebut hadir di tengah meningkatnya perhatian soal privasi data di sebagian besar belahan dunia. Anggota parlemen AS dan Eropa baru-baru ini meningkatkan fokus mereka pada cara perusahaan teknologi memperlakukan data pengguna dikarenakan masalah privasi.
"Kami mengambil tindakan ini karena kami menganggap Google menyesatkan konsumen Australia tentang apa yang akan dilakukan dengan sejumlah besar informasi pribadi mereka, termasuk aktivitas internet di situs web yang tidak terhubung ke Google," kata Ketua ACCC Rod Sims.
ACCC menuduh Google menggunakan data gabungan untuk meningkatkan iklan bertarget -- sumber pendapatan utama -- namun tidak menjelaskan kepada konsumen tentang perubahan kebijakan privasi tersebut.
Baca juga: Android 11 akan pakai nama makanan lagi?
Baca juga: Peneliti: Penerapan pajak digital bisa mencontoh dari negara lain
Baca juga: Google Doodle rayakan Hari Anak Nasional dengan permainan tradisional
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020