• Beranda
  • Berita
  • Presiden mengingatkan semangat atasi COVID-19 tidak boleh kendur

Presiden mengingatkan semangat atasi COVID-19 tidak boleh kendur

27 Juli 2020 10:51 WIB
Presiden mengingatkan semangat atasi COVID-19 tidak boleh kendur
Arsip Foto. Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Kamis (23/7/2020). ANTARA/HO-Humas Setkab/Teguh/pri.
Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas melalui telekonferensi video pada Senin mengingatkan seluruh aparat pemerintah bahwa semangat untuk mengatasi krisis akibat pandemi COVID-19 tidak boleh sampai mengendur.

"Hati-hati, hati-hati betul jangan sampai aura krisis itu sudah hilang, semangat menangani krisis ini hilang atau turun. Oleh sebab itu saya ingin menekankan beberapa hal yang perlu menjadi perhatian dari Komite," kata Presiden di Istana Merdeka Jakarta.

"Aura krisis harus terus sampai nanti vaksin tersedia dan bisa digunakan secara efektif," ia menambahkan.

Pada 20 Juli 2020, Presiden meneken Peraturan Presiden RI No. 82 tahun 2020 tentang Komite Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan Pemulihan Ekonomi Nasional yang mencakup pembentukan Komite Kebijakan dengan Ketua Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Ketua Pelaksana Menteri BUMN Erick Thohir.

Komite Kebijakan membawahi Satuan Tugas Penanganan COVID-19 yang diketuai oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo dan Satuan Tugas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Nasional yang dipimpin oleh Wakil Menteri BUMN Budi Gunawan Sadikin.

"Komite ini dibentuk untuk mengintegrasikan kebijakan kesehatan dan kebijakan ekonomi agar seimbang antara gas dan remnya dan penanganan kesehatan menjadi prioritas tidak boleh mengendur sedikit pun, aura krisis kesehatan ini harus terus digaungkan," kata Presiden.

Presiden meminta komite bekerja cepat mengatasi masalah di lapangan.

"Saya ingatkan kalau masalahnya di regulasi dan administrasi segera dilihat betul, kalau memang di regulasi revisi regulasi itu agar segera ada percepatan, lakukan short cut, lakukan perbaikan, jangan sampai ada ego sektoral, ego daerah," katanya.

Hingga Minggu (26/7) jumlah akumulatif pasien COVID-19 di Indonesia mencapai 98.778 orang, 56.655 orang di antaranya sudah dinyatakan sembuh dan 4.781 orang meninggal dunia. Selain itu ada 55.647 pasien suspek COVID-19.

Kasus COVID-19 sudah menyebar di seluruh 34 provinsi di Indonesia dengan kasus paling banyak di Jawa Timur (20.256) disusul DKI Jakarta (18.741), Sulawesi Selatan (8.747), Jawa Tengah (8.336), Jawa Barat (5.988), Kalimantan Selatan (4.540), Sumatera Utara (3.371), Sumatera Selatan (3.228), Bali (3.114), Papua (2.832), Sulawesi Utara (2.216), Nusa Tenggara Barat (1.883), Banten (1.724), dan Kalimantan Tengah (1.587).

Di dunia, berdasarkan data dari situs Worldometers, hingga Senin (27/7) pagi total ada 16.413.954 orang yang terinfeksi virus corona tipe baru, 652.057 orang di antaranya meninggal dunia dan 10.042.584 orang lainnya dinyatakan sembuh.

Kasus COVID-19 paling banyak dilaporkan di Amerika Serikat dengan 4.371.839 kasus disusul di Brazil dengan 2.419.901 kasus dan India dengan 1.436.019 kasus.

Baca juga:
Presiden Jokowi: Penyerapan anggaran COVID -19 belum optimal
Presiden minta Komite COVID-19 prioritaskan 8 provinsi

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2020