• Beranda
  • Berita
  • BI Malang catat peningkatan pembayaran digital selama pandemi COVID-19

BI Malang catat peningkatan pembayaran digital selama pandemi COVID-19

27 Juli 2020 17:42 WIB
BI Malang catat peningkatan pembayaran digital selama pandemi COVID-19
Ilustrasi - Penjaga loket menunjukan kode pembayaran digital di pintu masuk objek wisata alam Lombongo, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, Minggu (12/7/2020). Pemerintah Kabupaten Bone Bolango bersama Kantor Perwakilan Bank Indonesia Gorontalo meluncurkan program penerapan implementasi Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (ETP) berupa pembayaran tiket masuk menggunakan Quick Respone Code Indonesian Standard (QRIS) di objek wisata tersebut. (ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin/aww.)

Sudah cukup berkembang dan banyak diminati

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Malang menyatakan bahwa transaksi pembayaran digital atau cashless payment di wilayah Kota Malang, Jawa Timur, mengalami peningkatan selama pandemi COVID-19.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Malang Azka Subhan mengatakan bahwa peningkatan transaksi pembayaran secara digital tersebut tercatat mengalami peningkatan kurang lebih sebesar 20 persen dibandingkan saat sebelum terjadi pandemi COVID-19.

"Selama tiga bulan terakhir, khususnya sejak Maret hingga Juni 2020, tercatat ada peningkatan, semula dari 47 persen, menjadi 70 persen transaksi," kata Azka, di Kota Malang, Jawa Timur, Senin.

Menurut Azka, transaksi digital seperti penggunaan GoPay, OVO, termasuk QRIS milik Bank Indonesia, yang memfasilitasi seluruh platform pembayaran, mengalami peningkatan transaksi selama pandemi COVID-19.

Azka menjelaskan, transaksi pembayaran digital tersebut bukan merupakan transaksi non-tunai atau transaksi yang menggunakan kartu, dan transfer secara daring. Untuk transaksi non-tunai, tercatat tidak mengalami peningkatan yang signifikan.

"Untuk transaksi non-tunai, baik transfer, kartu debit atau kredit, tidak terlalu besar. Namun, pembayaran dengan sistem digital banyak diburu masyarakat," kata Azka.

Menurut Azka, dengan adanya peningkatan transaksi dari 47 persen menjadi 70 persen tersebut, keberadaan transaksi pembayaran secara digital khususnya di wilayah Kota Malang, sudah mengalami perkembangan cukup baik.

"Sudah cukup berkembang dan banyak diminati," ujar Azka.

Azka menjelaskan, untuk transaksi digital menggunakan QRIS, bisa dipergunakan untuk seluruh platform pembayaran digital tanpa harus mengunduh masing-masing aplikasi. Proses pembayaran cukup sederhana dan hanya cukup menggunakan ponsel pintar.

"Sistem pembayaran ini menggunakan barcode dan bisa digunakan oleh seluruh platform pembayaran digital tanpa harus download satu persatu," kata Azka.

Menurut Azka, kalangan masyarakat menengah ke atas mulai menggunakan sistem pembayaran tersebut. Dengan banyaknya permintaan, beberapa merchant atau toko-toko yang ada di Kota Malang, juga mulai menerapkan sistem pembayaran menggunakan transaksi digital itu.

Di Kota Malang, QRIS telah dipasang di beberapa titik strategis, mulai dari tempat ibadah Masjid Agung Jami' Kota Malang, Pasar Terpadu Mall Dinoyo dan kawasan wisata Gunung Bromo.

Baca juga: Bank Indonesia Malang siapkan uang kartal Rp3,66 triliun untuk Lebaran
Baca juga: Perluas jangkauan QRIS, BI Malang sasar pedagang pasar tradisional

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020