Upaya mengajak perguruan tinggi untuk berkolaborasi dalam penerbitan buku-buku baru sebagai kebutuhan penting, kata Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Muhammad Syarif Bando.Suatu saat nanti Indonesia akan menjadi pusat peradaban dunia. Seluruh mata dunia akan tertuju ke Indonesia. Namun, semua harus dibukukan agar diketahui
"Indonesia dalam kondisi lapar buku dan perguruan tinggi memiliki tanggung jawab moral terkait hal tersebut," ujar dia saat membuka Pekan Perpusnas PRESS di Jakarta, Senin.
Ia menambahkan sejatinya Indonesia tidak rendah budaya baca. Akan tetapi yang terjadi justru kurangnya akses mendapatkan ilmu pengetahuan dan informasi.
Dia mengatakan jumlah buku yang beredar di Tanah Air baru 30 juta per tahun berbanding 260 juta penduduk.
Angka itu masih jauh dari ideal dan yang disyaratkan UNESCO, yakni minimal lima judul buku baru per orang setiap tahunnya, sedangkan penduduk Eropa dan Amerika Serikat sudah mencapai 25-30 buku baru per penduduk tiap tahunnya.
Dalam waktu 25 tahun mendatang Indonesia akan memasuki usia seabad.
Baca juga: Duta Baca: Orang tua bantu anak gemar membaca
Ia menginginkan Perpusnas PRESS menerbitkan karya-karya yang mengeksplorasi kekayaan sumber daya manusia, sumber daya alam, hingga kebudayaan Indonesia dari seluruh penjuru Nusantara.
"Suatu saat nanti Indonesia akan menjadi pusat peradaban dunia. Seluruh mata dunia akan tertuju ke Indonesia. Namun, semua harus dibukukan agar diketahui," kata dia.
Ke depan, aktivitas Perpusnas PRESS akan masuk dalam program prioritas dan berdasarkan kebutuhan informasi masyarakat. Upaya tersebut diyakini akan membantu memperkecil kesenjangan antarwilayah.
"Ini adalah ajang kontribusi. Cara menuangkan ide-ide, gagasan yang berfaedah," kata dia.
Antologi Coretan Pustakawan bemula dari Workshop Penulisan Kreatif Perpusnas PRESS yang diikuti 75 peserta pustakawan di Perpusnas. Setelah melalui serangkaian proses pendampingan, akhirnya hanya 16 pustakawan yang berhasil merampungkan karyanya untuk dibukukan.
Pada program Inkubator Literasi Pustaka Nasional, tidak kurang 305 naskah diterima. Dari jumlah tersebut, terseleksi 15 penulis terpilih yang dihimpun menjadi buku dengan judul Inovasi Pustakawan Menuju Indonesia Maju. Tiga penulis terbaik dari buku tersebut, yakni Muhammad Ivan (Jawa Barat), Ahmad Syawqi (Kalimantan Selatan), dan Sofian Munawar (Jawa Barat), berhasil mendapatkan penghargaan berupa uang tunai dan sertifikat.
Peluncuran dan pengumuman pemenang lomba inkubator literasi merupakan bagian dari perayaan Pekan Perpusnas PRESS yang diselenggarakan padai 27-30 Juli 2020. Bertemakan “Tulis, Terbit, dan Sebarkan” rangkaian milad Perpusnas PRESS menghadirkan sejumlah pembicara dari kalangan pustakawan, publishing, dan ASN produktif.
Baca juga: Perpusnas: Perpustakaan akan jadi wahana pembelajaran masyarakat
Baca juga: Musisi dan pencipta lagu didorong simpan karya di Perpusnas
Pewarta: Indriani
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2020