"Kami coba lebih koordinasi dengan mereka (pedagang hewan kurban). Kami minta kesiapan mereka menjaga kebersihan dan menjaga fasilitas umum seperti sedia kala (usai dijadikan lokasi penampungan hewan)," ujar Bayu saat ditemui di Pasar Metro Atom Pasar Baru, Senin.
Bayu mencontohkan para pedagang hewan kurban di kawasan Tanah Abang. Para pedagang itu dipastikan mengambil lokasi fasilitas umum namun tetap disesuaikan dengan kondisi warga sehingga tidak mengganggu aktivitas masyarakat.
"Kami perbolehkan, seperti di Tanah Abang, karena ada 'local wisdom' atau kepercayaan kalau berkurban harus beli di Tanah Abang kalau tidak terasa kurang," katanya.
Hal seperti ini yang dikoordinasikan, asal tidak mengganggu aktivitas harian warga. "Seperti lapaknya tidak dipasang di depan toko," ujar Bayu.
Dia mengatakan, "Intinya kami minta sesuai dengan awal jika sudah selesai masanya (untuk berjualan), dikembalikan fungsinya dan keadaannya seperti awal,".
Baca juga: Penjualan daring picu pengurangan penampungan hewan kurban di Jakpus
Baca juga: Jakarta Pusat miliki 37 titik penampungan hewan kurban
Hingga Jumat (24/7) tercatat ada sekitar 1.600 hewan kurban masuk ke wilayah Jakarta Pusat dan ditampung ke 37 penampungan yang tersebar di 8 kecamatan.
Seluruh hewan kurban yang masuk ke Jakarta Pusat sudah menjalani pemeriksaan dari Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Peternakan Jakarta Pusat.
Angka tersebut menunjukkan penurunan signifikan dari jumlah titik-titik penampungan hewan kurban jika dibandingkan dengan tahun lalu yang mencapai 155 di masa H-7 Idul Adha.
"Ada penurunan jelas, karena dibandingkan dengan tahun lalu di Jakarta Pusat di H-7 (Idul Adha) sudah ada 155 lokasi, tapi tahun ini baru ada 37 titik penampungan," mata (Plt) Kasudin KPKP Suharini Eliawati.
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2020