• Beranda
  • Berita
  • Presiden Duterte sebut intervensi cegah jutaan kasus COVID-19

Presiden Duterte sebut intervensi cegah jutaan kasus COVID-19

27 Juli 2020 22:11 WIB
Presiden Duterte sebut intervensi cegah jutaan kasus COVID-19
Presiden Filipina, Rodrigo Duterte dalam sebuah jumpa pers di bandara Davao International, Davao City, Filipina (8/9/2018). ANTARA/REUTERS/Lean Daval Jr./aa. (ELOISA LOPEZ/Lean Daval Jr)
Presiden Filipina Rodrigo Duterte membela kebijakan pemerintahnya untuk memerangi wabah virus corona dan mengatakan intervensi awal telah mencegah sebanyak 1,3 juta hingga 3,5 juta kasus.

Berbicara selama pidato tahunannya dan ketika kasus-kasus negara itu tumbuh menjadi 82.040 dan hampir 2.000 kematian, Duterte mengatakan penguncian yang panjang yang merupakan salah satu yang paling keras di dunia mungkin telah melukai ekonomi tetapi tetap menahan jumlah kasus.

"Bagi saya, bahkan jika angkanya jauh lebih rendah, itu masih dan akan sebanding dengan pengorbanan yang kami buat," katanya Duterte tentang langkah-langkah tersebut, Senin.

"Hidup adalah yang utama di atas segalanya. Kami awalnya menemui kesulitan meningkatkan kapasitas pengujian kami," ia menambahkan.

Filipina melonggarkan pembatasan pada 1 Juni, tetapi sejak saat itu kasusnya sudah empat kali lipat dan para kritikus mengatakan negara itu terlalu lambat dalam mendeteksi infeksi karena tes yang lemah, yang Duterte akui mulai perlahan.

Duterte juga menegaskan bahwa ia tidak akan mengizinkan sekolah-sekolah untuk membuka kembali kelas-kelas tatap muka sampai vaksin tersedia.

Duterte mengatakan dia meminta Presiden China Xi Jinping empat hari lalu untuk menjadikan Filipina prioritas utama begitu Beijing mengembangkan vaksinnya sendiri untuk COVID-19.

"Saya mengajukan permohonan kepada Presiden Xi jika mereka memiliki vaksin dapatkah mereka mengizinkan kita menjadi yang pertama ... sehingga kita dapat menormalkan situasi secepat mungkin," kata dia.

Duterte juga berjanji tidak akan menyerah dalam perang berdarah terhadap narkoba yang telah mengkhawatirkan komunitas internasional dan mengatakan Filipina "tidak akan menghindari kewajiban kami" terhadap hak asasi manusia, termasuk melindungi warganya dari narkoba dan korupsi.

"Jangan lakukan itu di negara saya karena saya akan benar-benar membunuh Anda," kata dia, memberi peringatan kepada pengedar narkoba.

Sumber: Reuters
Baca juga: Satgas COVID-19 Filipina sarankan pelonggaran karantina di Manila
Baca juga: Filipina perpanjang masa karantina di Manila hingga pertengahan Mei
Baca juga: Manila dikunci, KBRI lakukan langkah preventif

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2020