"Kemarin seorang warga inisial S yang telah sepekan pulang dari Samarinda terkonfirmasi positif COVID-19. Yang bersangkutan punya anak sekolah di SMP dan SMA karena itu, sekolah kita liburkan kembali," kata Wali Kota Sawahlunto Deri Asta di Padang, Selasa.
Sesuai aturan, daerah zona kuning atau ada warga yang positif COVID-19 memang tidak diizinkan untuk melaksanakan sekolah tatap muka.
"Kita pindah ke sistem sekolah jarak jauh baik daring maupun luring," katanya.
Baca juga: Gubernur Sumbar izinkan shalat id berjamaah di "zona hijau"COVID-19
Baca juga: Bebas COVID-19, 80 persen masjid di Sawahlunto bisa gelar shalat Jumat
Ia mengatakan saat ini petugas kesehatan langsung turun untuk melakukan penelusuran (tracing) dan pelacakan (tracking) warga yang pernah kontak dengan yang bersangkutan atau keluarga.
Sementara keluarga S sudah diisolasi dan mengikuti tes usap (swab) PCR untuk memastikan kondisi kesehatan dan penanganan lebih lanjut.
Deri menyebut saat memasuki masa adaptasi kebiasaan baru, Sawahlunto tidak lagi menerapkan pembatasan bagi orang yang ingin masuk ke daerah itu. Agaknya, kelonggaran itu membuat Sawahlunto "kecolongan".
Sementara itu Juru Bicara COVID-19 Sumbar Jasman menyebut dengan terkonfirmasinya satu warga Sawahlunto positif COVID-19 maka daerah zona hijau di Sumbar berkurang menjadi lima daerah.
"Sebelumnya ada enam daerah zona hijau yaitu Kabupaten Pasaman, Pasaman Barat, Pesisir Selatan, Mentawai, Solok Selatan dan Sawahlunto. Sekarang minus Sawahlunto, tinggal lima daerah," katanya.
Namun, berdasarkan indikator, Kabupaten Padang Pariaman dan Sijunjung bisa masuk zona hijau jika hingga pekan depan tidak ada yang terkonfirmasi positif COVID-19 atau meninggal karena virus tersebut.*
Pewarta: Miko Elfisha
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020