Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta berupaya meningkatkan kesiapsiagaan bencana pada masyarakat di Desa Dayu, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah melalui kegiatan pengabdian masyarakat.mereka tinggal di daerah yang rawan bencana
"Kami memilih daerah tersebut karena merupakan salah satu desa di Kabupaten Karanganyar yang berpotensi terjadi multirisiko bencana, di antaranya bencana banjir, tanah longsor, dan kekeringan," kata Ketua Pengabdian Kepada Masyarakat Rita Noviani di Solo, Selasa.
Ia mengatakan kegiatan yang dilaksanakan oleh Riset Group Green Earth Prodi Pendidikan Geografi UNS tersebut dilakukan karena menurut keterangan warga setempat selama ini program-program mitigasi bencana belum pernah disosialisasikan di Desa Dayu.
"Program-program kebencanaan belum memperhatikan daerah-daerah dengan frekuensi bencana yang rendah walaupun ancaman bencananya banyak," katanya.
Baca juga: Akademisi: Mitigasi bencana longsor perlu didukung pemetaan wilayah
Baca juga: Rektor : mitigasi bencana masih perlu ditingkatkan
Ia mengatakan kegiatan pengabdian tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat Desa Dayu, terutama daerah-daerah yang rawan bencana yaitu Dusun Dayu yang rawan longsor dan Dusun Tanjung rawan banjir karena dekat dengan Sungai Cemoro.
"Kami juga memperkenalkan cara membuat peta partisipasi bahaya setempat seperti banjir, longsor, dan kekeringan. Selain itu juga memperkuat kemampuan masyarakat dalam menanggulangi bencana dengan menjalin kerja sama dengan pihak-pihak terkait," katanya.
Baca juga: Rumah tahan gempa perlu terus dipopulerkan
Baca juga: Struktur bangunan simetris lebih tahan gempa
Pada kegiatan tersebut, pihaknya juga memberikan materi yang berkaitan dengan pengenalan kondisi wilayah Desa Dayu yang melatarbelakangi potensi bencana yang terjadi.
"Selain itu, ada pula materi tentang cara membaca peta sederhana yang berupa peta kerja dari citra google earth untuk memberikan pemahaman kepada warga Desa Dayu, khususnya warga Dusun Dayu dan Tanjung sehingga warga sadar bahwa mereka tinggal di daerah yang rawan bencana," katanya.
Ia mengatakan selain menerima materi, kelompok tersebut juga melibatkan masyarakat pada praktik lapangan pemasangan plang titik kumpul dan jalur evakuasi sesuai titik-titik lokasi yang telah ditentukan bersama-sama oleh warga melalui pemetaan partisipatif.
Baca juga: Akademisi ingatkan pentingnya bangunan penahan longsor
Baca juga: BMKG: Sistem peringatan dini generasi baru tingkatkan mitigasi bencana
Pewarta: Aris Wasita
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020