Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman September turun 19 sen atau 0,4 persen menjadi menetap di 43,22 dolar AS per barel, sedangkan minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) turun 56 sen atau 1,4 persen menjadi ditutup di 41,04 dolar AS per barel.
Brent masih di jalur untuk kenaikan bulanan keempat, dan minyak mentah AS diperkirakan akan naik untuk bulan ketiga.
Partai Republik AS pada Senin (27/7/2020) meluncurkan proposal bantuan baru virus corona yang disepakati dengan Gedung Putih, empat hari sebelum jutaan orang Amerika kehilangan tunjangan pengangguran yang diperpanjang. Namun, paket itu menghadapi penentangan baik dari Demokrat maupun dari beberapa Republik.
"Ada kekhawatiran dengan stimulus dari Washington, yang sangat penting untuk minyak dan untuk mendukung permintaan, terutama untuk bensin," kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC di New York. Kilduff menambahkan bahwa semakin lama pembicaraan berlangsung, akan semakin membebani sentimen pasar, juga negatif untuk harga.
Kepercayaan konsumen AS melemah pada Juli di tengah maraknya infeksi COVID-19 di seluruh negara. Kasus di seluruh dunia telah meningkat menjadi sekitar 16,57 juta orang.
Investor sedang menunggu hasil pertemuan panel pengaturan kebijakan Federal Reserve AS pada Selasa (28/7/2020) dan Rabu (29/7/2020). Panel ini diperkirakan akan menegaskan kembali bahwa suku bunga akan tetap mendekati nol untuk tahun-tahun mendatang.
Bulan ini, minyak mentah Brent telah jatuh lebih dalam ke dalam contango, struktur pasar di mana harga komoditas berjangka lebih tinggi daripada harga spot, mendorong penumpukan persediaan.
Harga untuk penyerahan Oktober sebanyak 53 sen per barel di atas level September, dibandingkan dengan perbedaan 1 sen di awal Juli.
“Ini menunjukkan bahwa pengetatan yang kami lihat di pasar telah sedikit berkurang, dengan prospek permintaan lebih tidak pasti mengingat kebangkitan kasus COVID-19 di beberapa wilayah,” kata Warren Patterson, kepala strategi komoditas ING.
Persediaan minyak mentah AS turun 6,8 juta barel dalam minggu yang berakhir 24 Juli menjadi 531 juta barel, data dari kelompok industri American Petroleum Institute menunjukkan pada Selasa (28/7/2020), dibandingkan dengan ekspektasi analis meningkat 357.000 barel. Data pemerintah AS akan dirilis pada Rabu waktu setempat.
Di tempat lain, kilang India mengurangi pemrosesan minyak mentah dan menutup unit untuk pemeliharaan karena permintaan bahan bakar lokal turun serta margin penyulingan global lemah, kata pejabat di perusahaan itu.
Baca juga: Harga minyak naik ditopang harapan stimulus, dibayangi lonjakan Corona
Baca juga: Harga minyak naik, dibayangi ketegangan antara AS dan China
Baca juga: Harga minyak jatuh, dipicu kekhawatiran permintaan dan pengangguran
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020