"Yang ketiga persoalan berikutnya, kita akan sering ada hiruk-pikuk tentang suporter, kan. Jangan sampai, misalkan kayak di Stadion GBK, di dalamnya enggak ada penonton atau dibatasi penontonnya, enggak tahunya di luar (stadion) pada nunggu gitu, itu yang harus diatur," kata Gatot dalam daring diskusi di Graha BNPB yang dipantau dari Jakarta, Rabu.
Gatot mengatakan sepak bola memang olahraga yang paling populer di Indonesia sehingga menyita perhatian banyak orang. Kelanjutan kompetisi akan disambut suka cita oleh para penggemar.
Baca juga: Kemenpora minta Liga 1 lakukan tes PCR bukan Rapid Test
Namun penerapan protokol kesehatan dan keselamatan yang ketat menjadi sangat penting ketika kompetisi dimulai. Gatot tak ingin karena lemahnya pengawasan dari PSSI, PT. LIB, maupun klub malah membuat klaster penularan baru.
"Poinnya adalah silakan untuk mengadakan liga misalnya, tapi dengan catatan panjang sekali persyaratannya," kata dia.
Gatot juga meminta agar PSSI dan PT. LIB menyusun teknis secara mendetail untuk mengantisipasi dari hal-hal yang tak diinginkan. Ia mencontohkan apabila di tengah jalan ada pemain terkonfirmasi positif, PSSI dan PT. LIB harus memiliki skenario yang akan diambil.
Baca juga: Pemda DIY upayakan siap bantu Liga 1 dinikmati secara virtual
"Bahwasanya juga jangan sampai kemudian bagi mereka itu tiba-tiba mereka sudah aman bertanding di sebuah daerah, enggak tahunya ada satu terindikasi entah itu karena positif atau kemudian ODP, PDP," kata dia.
"Kemudian gugus tugas setempat itu kemudian menganulir atau kemudian membunyikan peluit 'Oh ini tidak bisa berlanjut (kompetisi) atau sebagainya'. Poinnya adalah harus ada koordinasi yang rapi antara kami kemudian pihak cabang olahraga dan yang terakhir dengan pihak gugus tugas," kata dia menambahkan.
Baca juga: LIB dapat dukungan Polda DIY gelar lanjutan Liga 1
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2020