Pengelola Terminal Kampung Rambutan melaporkan jumlah pemudik pada H-1 Idul Adha 1441 Hijriyah/ 2020 Masehi, sampai dengan Kamis siang, tidak sampai sepuluh persen dibanding situasi yang sama tahun 2019 sebanyak 20.000 penumpang.pada ruang tunggu penumpang terdapat dua petugas yang akan memeriksa Corona Likelihood Metric (CLM ) atau aplikasi untuk mengukur risiko COVID-29 secara mandiri
"Total penumpang di Terminal Kampung Rambutan per hari ini hanya 1.428 orang, biasanya 20 ribuan orang pada situasi yang sama tahun lalu," kata Kepala Terminal Kampung Rambutan Made Joni di Jakarta.
Baca juga: Polda Metro Jaya tidak lakukan penyekatan untuk mudik Idul Adha
Menurut Made Joni situasi mudik kali ini sangat dipengaruhi oleh kondisi COVID-19 yang membuat masyarakat menjadi lebih waspada untuk bepergian.
Pantauan ANTARA di lokasi melaporkan pintu kedatangan penumpang di sisi utara dan selatan tampak lengang.
Baca juga: Polda Metro Jaya perkirakan puncak arus mudik Idul Adha Kamis malam
Penumpang yang masuk ke dalam terminal melalui pintu tersebut terlebih dahulu dicek menggunakan alat pengukur suhu tubuh.
Setelah itu pada bagian ruang tunggu penumpang terdapat dua petugas yang akan memeriksa Corona Likelihood Metric (CLM ) atau aplikasi untuk mengukur risiko COVID-29 secara mandiri.
Bila hasil tes kesehatan dilaporkan normal, maka penumpang tersebut boleh melanjutkan perjalanan ke luar provinsi. Namun bila sebaliknya akan diantar petugas terminal menuju klinik terdekat untuk tes cepat atau tes usap.
Baca juga: COVID-19 masih tinggi, pemerintah ingatkan warga tak mudik Idul Adha
"Dari 16 Juli 2020 sejak CLM diberlakukan, penumpang level satu (berisiko terjangkit COVID-19) tidak ada sama sekali. Rata-rata berisiko rendah," katanya.
Situasi terminal sejak pagi hingga siang terjadi peningkatan jumlah penumpang pada pukul 09.00 hingga 11.00 WIB.
Made Joni mengatakan mayoritas tujuan pemudik mengarah ke Jawa Timur, Sumatera, dan Jawa Barat.
Salah satu pemudik, Riswan (25), mengatakan tujuan mudik kali ini untuk bersilaturahmi dengan keluarga di Garut, Jawa Barat.
"Soalnya pas Idul Fitri kemarin kan tidak boleh pulang kampung, jadi baru sempat sekarang," katanya.
Riswan mengatakan protokol kesehatan di Terminal Kampung Rambutan diterapkan secara ketat.
"Sampai di dalam bus juga diperiksa pakai masker atau tidak. Saya sudah jalankan semuanya, mulai dari cuci tangan, masker, tes suhu tubuh sampai CLM. Sistem CLM juga mudah, cuma 10 menitan selesai terus dapat kertas laporannya," katanya.
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2020