• Beranda
  • Berita
  • Menteri Nadiem sebut kuota internet jadi masalah utama PJJ

Menteri Nadiem sebut kuota internet jadi masalah utama PJJ

30 Juli 2020 16:43 WIB
Menteri Nadiem sebut kuota internet jadi masalah utama PJJ
Sejumlah pelajar SMP N 4 Bawang berada di atas bangunan kamar mandi umum untuk mendapatkan sinyal jaringan internet gratis di Sigemplong, Bawang, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Kamis (30/7/2020). Saat pandemi COVID-19, pihak SMP N 4 Bawang menerapkan pembelajaran siswa empat jam di ruang kelas dan sisanya di rumah masing-masing, dengan berinisiatif memasang jaringan internet gratis untuk siswa di lima titik dukuh sekitar sekolah dengan tujuan siswa dapat tetap belajar secara daring di tempat tinggal mereka. ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra/hp.

Kami sudah memperbolehkan dana BOS itu digunakan untuk pulsanya murid-murid

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengatakan kendala terkait kuota internet merupakan salah satu permasalahan utama yang ditemukan selama Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang dilaksanakan di masa pandemi COVID-19.

"Jadi kami benar-benar mengidentifikasi beberapa permasalahan utama," ujar Menteri Nadiem dalam taklimat media setelah mengunjungi lima sekolah di Kota dan Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis.

Ia mengatakan selama kunjungan tersebut, dirinya mendapat banyak pelajaran dan masukan. Dia dapat melihat dan mendengar secara langsung permasalahan yang diutarakan para guru dan kepala sekolah sehingga bisa mengerti dan mencoba menemukan solusi ke depannya.

"Itu menjadi jauh lebih praktis untuk kami mengerti apa mungkin solusi-solusi ke depannya," kata Nadiem.

Saat mencoba menjaring permasalahan yang muncul selama pelaksanaan PJJ, ia menemukan bahwa kuota internet untuk dapat mengikuti PJJ daring merupakan salah satu masalah utama di lapangan.

Baca juga: Menteri Pendidikan tinjau pelaksanaan pembelajaran jarak jauh di Bogor

Baca juga: Mendikbud: KBM tatap muka pembelajaran paling efektif


"Jadi satu yang besar dan selalu kami dengar adalah terkait pembiayaan kuota. Ini yang memang menjadi beban ekonomi bagi banyak sekali orang tua murid," katanya.

Untuk itu, Kemendikbud, katanya, memperbolehkan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk dimanfaatkan untuk membeli pulsa murid-murid dan guru yang terkendala secara ekonomi.

"Kami sudah memperbolehkan dana BOS itu digunakan untuk pulsanya murid-murid. Tapi mungkin ini perlu kita sosialisasikan lebih banyak dan mungkin akan kembali kami kaji sebagai masukan," katanya.

Kemudian, masalah berikutnya yang menurutnya menjadi persoalan utama guru dan siswa selama PJJ adalah terkait perlunya penyederhanaan dan fleksibilitas kurikulum sehingga tidak semua standar pencapaian harus terwujud.

"Enggak semua standar pencapaian harus terjadi, tetapi lebih mendalam, tapi lebih yang esensial saja. Jadi itu salah satu PR kami," katanya.

Selain itu, ia juga melihat bahwa peralatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) menjadi salah satu kebutuhan yang harus dipenuhi karena menjadi fasilitator utama dalam PJJ.

"Dan bukan cuma pelajaran jarak jauh, tapi juga setelah semua balik ke sekolah juga akan menjadi suatu sarana untuk maju kepada era digital bagi guru-guru dan bagi murid-murid juga. Jadi itu adalah satu hal yang kami pelajari. Itu merupakan suatu hal yang sangat penting," demikian kata Menteri Nadiem.

Baca juga: Nadiem sapa siswa SD saat pantau PJJ sekolah di Bogor

Baca juga: Mendikbud tegaskan tak ada rencana permanenkan PJJ

Pewarta: Katriana
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020