Gubernur Bali Wayan Koster mengharapkan Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan agar dapat memprioritaskan daerah setempat dibuka untuk wisatawan mancanegara, dan hal ini menjadi pembahasan dalam sidang kabinet....tahapan ketiga atau pembukaan pariwisata untuk wisman bisa dijalankan
"Kami sangat berharap agar tahapan ketiga atau pembukaan pariwisata untuk wisman bisa dijalankan," kata Koster dalam acara Deklarasi Program Kepariwisataan Dalam Tatanan Kehidupan Bali Era Baru dan Digitalisasi Pariwisata Berbasis QRIS, di Pulau Peninsula, Nusa Dua, Kamis.
Dalam acara yang juga dihadiri Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusubandio itu, Koster mengemukakan pembukaan pariwisata Bali dibagi menjadi tiga tahap, yakni untuk wisatawan lokal Bali mulai 9 Juli lalu, dibuka untuk wisatawan nusantara mulai 31 Juli, dan untuk wisatawan mancanegara pada 11 September mendatang.
"Untuk besok, dimulainya tahap kedua ini, aktivitas pariwisata untuk wisatawan nusantara agar berjalan dengan baik, lancar dan sukses karena Bali saat ini memang 52 persen lebih perekonomiannya ditopang oleh kepariwisataan sehingga dengan pandemi COVID-19 ini praktis kepariwisataan Bali mengalami kelumpuhan," ujarnya.
Menurut Koster, jika semakin lama pariwisata dibuka, maka akan semakin sulit keadaan perekonomian Bali, makin terpuruk juga dunia kepariwisataan dan pelaku usaha di Bali.
Koster juga meminta agar Peraturan Menteri Hukum dan HAM No. 11 Tahun 2020 tentang Pelarangan Sementara Kedatangan Orang Luar Negeri masuk wilayah Indonesia dapat dievaluasi.
"Kalau ini (Permenkumham 11/2020, Red) masih diberlakukan, tahapan ketiga dibukanya kunjungan wisman ke Indonesia termasuk ke Bali tidak akan bisa berjalan. Kami sangat berharap Bapak Menko Maritim bisa membuka jalan ini," ujarnya lagi.
Baca juga: Menparekraf ingatkan protokol kesehatan jelang pembukaan wisata Bali
Hasil komunikasinya, Menlu dan Menkumham berencana akan datang ke Bali pada 10 Agustus mendatang untuk membicarakan terkait rencana dibukanya pariwisata Bali untuk wisman.
Pihaknya sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberanikan diri untuk melakukan aktivitas pariwisata secara bertahap, selektif dan terbatas, tentunya dengan semua pihak berkomitmen untuk menerapkan protokol tatanan kehidupan Bali era baru ini dengan sebaik-baiknya.
"Sehingga meskipun aktivitas pariwisata berjalan, tetap COVID-19 bisa ditangani dengan baik. Inilah harapan kita, jangan sampai pariwisata dibuka tetapi muncul kasus baru banyak yang akan menimbulkan citra buruk untuk pariwisata Indonesia dan khususnya Bali," kata Koster.
Gubernur Bali juga mengharapkan supaya kementerian dan lembaga agar mengadakan kegiatan rapat-rapat di Pulau Dewata, untuk mempercepat menggerakkan perekonomian Bali
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pariwisata menjadi salah satu bidang yang menjadi perhatian pemerintah.
Karena itu, lanjut dia, Presiden berkali-kali mengingatkan bahwa pariwisata harus ditangani dengan benar. Ada dua kunci yang harus diperhatikan, yakni penanganan COVID-19 dan penanganan ekonomi. Sekarang sudah waktunya ekonomi ini dipulihkan.
"Sekarang menjadi momen yang penting. Kita membuka Bali tidak asal membuka, namun dilihat juga berapa yang sembuh, masuk zona merah atau zona lainnya," ujar Luhut.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio mengatakan pariwisata memang merupakan sektor yang paling terdampak COVID-19.
Pihaknya mengapresiasi dan kagum dengan Pemerintah Provinsi Bali dalam kondisi seperti ini tetap optimistis untuk membangun kepariwisataan ke depan.
"Saya sangat berbahagia, karena besok pariwisata domestik di Bali akan kembali dibuka. Pasti kita semua sangat gembira, kita berharap kepariwisataan segera bangkit kembali," kata Wishnutama.
Baca juga: Menteri PPN: Pariwisata Bali tidak pulih, seluruh destinasi RI lumpuh
Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2020