Ada apa dengan Gilang di mata pengulas film?

31 Juli 2020 06:49 WIB
Ada apa dengan Gilang di mata pengulas film?
tangkapan layar sebuah utas pemilik akun Twitter @m_fikris tentang fetish kain jarik berkedok riset (Twitter/@m_fikris/NA)
Seorang bernama Gilang yang diketahui berstatus mahasiswa perguruan tinggi negeri di Surabaya sejak Rabu (29/7) malam menjadi salah satu topik perbincangan populer di jagat Twitter, selain grup idola K-pop Bangtan Sonyeondan (BTS) yang tampil dalam acara Indonesia untuk para penggemarnya atau ARMY di Indonesia.

Cuitan menggunakan kata "gilang", "jarik", "bungkus", "dek" dan "mas" sempat menjadi nomor satu pencarian Twitter bahkan pada Kamis (30/7) sekitar pukul 21.40 WIB dan Jumat pagi ini.

Tak hanya itu, embel-embel film dan pengulas film juga melekat pada pencarian atas nama Gilang.

Belakangan nama selebritas Ernest Prakasa juga ikut terbawa gara-gara pernah berfoto dengan Gilang. Saat itu Gilang mengaku pada Ernest sudah menonton film "Imperfect" sebanyak 12 kali dan ditanggapi positif oleh Ernest.

Baca juga: "Imperfect", sebuah refleksi untuk mencintai diri

Baca juga: Unair tindak tegas pelaku "fetish" jarik mahasiswa

Siapa itu Gilang dan ada apa dengannya?

RSA (17), seorang pelajar tingkat menengah atas di Kota Bogor bisa sedikit berbagi mengenai sosok populer di dunia maya itu.

Dalam sebuah wawancara singkat dengan ANTARA pada Kamis (30/7), RSA mengatakan, Gilang cukup populer di kalangan para pengulas film tanah air, salah satunya karena ulasan yang dia buat. Pengikutnya di Instagram mencapai 7.000-an orang.

RSA mengaku beberapa kali sempat berkomunikasi dengan Gilang melalui pesan langsung di Instagram membahas film.

"Dulu sering nge-DM (direct message) tentang film sih, soalnya dia reviewers yang cukup gede, followernya saja 7.000 lebih," kata RSA.

RSA sendiri bergabung dalam grup Student Movie-Watcher aktif mengulas berbagai film. Grup yang berdiri sejak tahun 2017 ini beranggotakan 20 orang pelajar berasal dari berbagai daerah.

"Kami member ada 20 orang, cowok cewek dari berbagai daerah, yang kebetulan sempal)t aktif post review secara reguler, sekarang udah jarang review karena kebanyakan lagi sibuk kuliah," kata dia.

Gilang tahu mengenai keberadaan grup ini dan pernah meminta diajak bergabung pada Februari 2019.

Namun, permintaan Gilang tak lantas diiyakan karena ada keraguan dalam benak RSA dan teman-temanya.

"Gilang minta diajak ke grup tepatnya Februari 2019. Grupku berdiri taun 2017. Isinya pelajar, makanya Gilang waktu itu enggak bisa masuk karena dia sudah semester 8, yang mana bentar lagi bakal lulus," tutur RSA.

"Nah sebetulnya kami melihat dari usia dulu. Dari postingan dia (Gilang) sih kayaknya sudah semester akhir banget waktu itu, sedangkan di grup kami jauh lebih muda, cuma karena pakai 'dek' dan lain-lain ya tambah ragu aja kami," imbuh dia.

Di sisi lain, menurut RSA, Gilang sering mengunggah tangkapan layar orang-orang yang pernah dia kirimkan DM di Instagram di Instagram Story-nya. Isinya, menurut penuturan RSA semata perkataan kasar orang-orang terhadap Gilang.

"Dia sering bikin story isinya orang yang nge-DM dia gitu.Entah siapa, tapi yang jelas isi DM-nya dia orang-orang ini lagi ngomong kasar ke Gilang," tutur RSA yang kini memblokir akun Instagram Gilang.

Pada Juli lalu, RSA kembali dihubungi Gilang, tetapi bukan membahas film. Gilang meminta RSA mengisi Instagram Story-nya dengan sebuah konten. RSA mengiyakan tetapi Gilang tak membalas pesan RSA.
Hasil tangkapan layar isi direct message (DM) RSA (17) dengan Gilang (ANTARA/dokumen pribadi)


Menurut RSA, salah seorang rekan pria di grup pengulas film juga pernah dikirimkan pesan di Instagram pada bulan April, Mei, Juli dan tidak ditanggapi. Isi pesan berupa pernyataan terima kasih hingga pertanyaan mengapa rekan-rekan RSA mendiamkanya.

Rekan RSA itu akhirnya memblokir akun Instagram Gilang sama seperti yang dilakukan RSA.

Beruntung, baik RSA maupun rekannya tak sempat diminta membungkus diri bak pocong seperti penuturan warganet di Twitter salah satunya pemilik akun @m_fikris.

"Alhamdulillah enggak pernah diminta bungkus, dan lain-lain," tutur dia.

Dari pengakuan pemilik akun @m_fikris inilah kemudian orang-orang yang menyebut dirinya sebagai korban Gilang bermunculan. Mereka menyertakan hasil tangkapan percakapan dengan Gilang dan foto-foto saat terbungkus kain sebagai bukti. Kain yang digunakan beragam, mulai dari jarik, polos hingga motif kodok.

Tak hanya itu, mereka juga mengaku diminta Gilang mengikat diri dengan lakban. Menurut mereka, Gilang meminta ini dengan alasan riset akademik.

Label fetish lalu dilekatkan orang-orang pada sosok Gilang merujuk perilakunya itu. Laman WebMD menyebut, orang dengan fetish memiliki dorongan seksual yang berhubungan dengan benda mati. Seseorang menjadi terangsang secara seksual dengan memakai atau menyentuh objek itu.

Salah seorang psikolog yang dihubungi ANTARA belum bisa berpendapat mengenai hal ini, karena perlu memeriksa kondisi Gilang secara langsung.

Jadi, tidak serta merta apa yang dilakukan Gilang disebut fetish karena memerlukan diagnosis dari pakar kesehatan.

Baca juga: Ernest Prakasa sudah lama ingin kerjasama dengan Fiersa Besari

Baca juga: Lewat "Imperfect", Meira Anastasia menyelami lebih dalam industri film

Baca juga: Trailer resmi "Imperfect" beri gambaran cerita yang lebih kompleks

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020