"Buah manggis asal Kabupaten Lebak memiliki keunggulan dibandingkan dari negara Thailand, Filipina, Malaysia, dan Vietnam," kata Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Pertanian, Kabupaten Lebak, Dede Supriatna, Kamis.
Dede mengemukakan, setiap tahun manggis Kabupaten Lebak diekspor melalui agen perusahaan di Jakarta ke negara Belanda, Jerman, Italia, Spanyol, Inggris dan negara lainnya.
"Kelebihan manggis Kabupaten Lebak, selain rasanya manis juga buahnya cukup besar," katanya.
Dia juga mengatakan, areal jumlah tanaman dan produksi buah manggis di Kabupaten Lebak terbesar di Provinsi Banten.
Pada tahun 1994-1995 Kabupaten Lebak mengembangkan manggis melalui program pertanian rakyat terpadu (P2RT) di Kecamatan Cipanas dan Lebak Gedong.
Program tersebut bantuan Departemen Pertanian untuk pengembangan tanaman manggis di Indonesia.
Saat ini, pengembangan tanaman hortikultura sudah meluas ke kecamatan lainnya."Saya kira setiap musim panen produksi manggis mencapai ribuan ton membanjiri pasar lokal maupun mancanegara," katanya.
Menurut dia, sebagian besar buah manggis yang didistribusikan ke Benua Eropa dalam bentuk utuh, lengkap dengan cangkangnya.
Selama ini, ujar dia, permintaan buah manggis di negara Eropa sangat tinggi untuk dikonsumsi sebagai buah segar sekaligus diolah untuk kepentingan industri.
Manggis juga dapat dimanfaatkan cangkangnya sebagai bahan baku kosmetik dan vitamin serta bahan pewarna makanan.
Bahkan, bahan dasar pewarna pada makanan yang menggunkan kulit manggis hingga kini tidak mengandung racun, seperti halnya yang biasa ditimbulkan bahan pewarna sintetis.
Dia menyebutkan, saat ini sentra penghasil buah manggis tersebar di Kecamatan Cipanas, Lebak Gedong, Sobang, dan wilayah Kabupaten Lebak bagian selatan.
Sementara itu, Pulung (55) petani manggis Kecamatan Cipanas, Kabupaten Lebak, mengaku dirinya sudah puluhan tahun mengembangkan buah manggis karena biaya produksinya tidak besar dibandingkan tanaman karet.
"Saya perkirakan Januari 2010 nanti tanaman manggis miliknya juga bisa dipanen," katanya.(*)
Pewarta: handr
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009