• Beranda
  • Berita
  • Idul Adha, dua dokter diterjunkan awasi kurban di Masjid Istiqlal

Idul Adha, dua dokter diterjunkan awasi kurban di Masjid Istiqlal

31 Juli 2020 17:07 WIB
Idul Adha, dua dokter diterjunkan awasi kurban di Masjid Istiqlal
Ilustrasi. Hewan kurban yang akan dipotong untuk merayakan Idul Adha 1441H di Masjid Cut Meutia, Jumat (31/7/2020) (ANTARA/Livia Kristianti)

dokter akan bertugas memeriksa hewan dan memeriksa panitia

Panitia Kurban Masjid Agung Istiqlal  menerjunkan dua dokter untuk mengawasi pelaksanaan pemotongan kurban  yang dijadwalkan  Sabtu (1/8).

"Kami nanti diawasi dua dokter yakni  dari dinas KPKP (Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Perikanan) untuk memeriksa hewan dan dokter untuk mengecek (kesehatan) panitia," kata Ketua Panitia Pelaksana Kurban 1441H Masjid Istiqlal Abu Hurairah saat dihubungi, Jumat.

Baca juga: Idhul Adha, Masjid Istiqlal potong 36 hewan kurban pada Sabtu

Abu mengatakan akan ada  50 panitia yang hadir dalam proses kurban di Masjid terbesar di Asia Tenggara itu pada esok hari.

"20 orang di antaranya adalah petugas pemotong hewan kurban. Jumlahnya sekitar segitu. Tapi besok mungkin masih bisa nambah lagi," ujar Abu.

Baca juga: Istiqlal distribusikan daging kurban ke rumah warga cegah COVID-19

Panitia lainnya akan bertugas membungkus daging yang telah dipotong dan akan melakukan pendistribusian langsung ke rumah-rumah warga.

Lebih lanjut, hingga Jumat (31/7) sore tercatat ada sebanyak 36 hewan kurban yang akan dipotong di Masjid Istiqlal yaitu 21 ekor sapi dan 15 ekor kambing.

"Jumlah hewan kurban sampai saat ini itu sapi 21 ekor, kambing 15 ekor. Itu sudah termasuk yang punya Pak Presiden dan Wapres," kata Abu saat dihubungi, Jumat.

Lebih lanjut Abu mengatakan Presiden Joko Widodo menyerahkan kurban berupa sapi jenis PO atau Peranakan Ongole yang memiliki berat sebesar 1,093 ton.

Baca juga: Presiden Jokowi serahkan sapi kurban seberat 1 Ton ke Masjid Istiqlal

Selama proses pemotongan hewan kurban, hanya panitia yang diperbolehkan berada di kawasan Masjid terbesar di Asia Tenggara itu.

"Tidak boleh (ada warga yang menonton). Ini kita terbatas sekali karena sesuai dengan aturan protokol kesehatan yang sangat ketat," kata Abu.

Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2020