"Pemprov akan melakukan evaluasi dengan DPRD mengenai pemberian uang saku untuk tahun depan, yakni sejauh mana manfaatnya," kata Wakil Gubernur Kaltim, Farid Wadjdy di Balikpapan, Kamis.
Uang saku itu diharapkan bisa membantu para jemaah, khususnya untuk keperluan transportasi dan makan, diluar uang biaya hidup yang diberikan sebesar 1.500 Riyal.
"Bila ada jemaah yang tinggalnya jauh dari Masjidil Haram, maka uang saku dapat digunakan untuk biaya transportasi," tambahnya.
Uang saku diharapkan bisa membantu meringankan biaya, mengingat jemaah haji yang kaya hanya lima persen, sementara sisanya kondisi keuangan tidak berlebihan.
"Banyak jemaah haji yang untuk mewujudkannya, dengan cara menabung hingga bertahun-tahun," kata Farid.
Mengenai manfaat dan efektifnya pemberian uang saku kepada para jemaah haji asal Kaltim akan dilakukan evaluasi, termasuk menanyakan langsung kepada jemaah.
Menurut wakil gubernur, mengenai masalah konsumsi yang belum terlayani dan dengan baik, dialami oleh beberapa jemaah haji asal Kaltim itu hanya kasuistik saja akibat ulah perusahaan perjalanan haji yang kurang profesional.
Pemprov Kaltim pada 2009 baru pertama kali memberikan uang saku kepada para jemaah haji, dimana setiap orang memperoleh Rp950.000, setelah dipotong PPH 21 sebesar lima persen.
Uang saku yang diberikan berasal dari APBD Perubahan Pemprov Kaltim 2009 yang disalurkan melalui program Bansos.
Selain itu, penggunaan uang APBD untuk calhaj sudah melalui kajian bersama dengan pihak legislatif sebagai fungsi penganggaran.
"Bantuan tersebut merupakan komitmen pemerintah membantu agar para jemaah haji dapat melaksanakan ibadahnya dengan baik," ujarnya
Uang saku tersebut sekitar Rp2,8 miliar diperuntukan untuk 2.817 calhaj asal Kaltim yang berangkat berangkat melalui embarkasi Sepinggan Balikpapan.(*)
Pewarta: adit
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009