"Museum Prakasa Rucira Garjita bisa menjadi objek wisata menarik bagi turis," ujar dia, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Ia menyampaikan itu saat mengunjungi Museum Prakasa Rucira Garjita, Bali, Sabtu (1/8).
Dalam kunjungan itu, turut hadir Kepala Polda Bali, Inspektur Jenderal Polisi Petrus Galose, Komandan Satuan Brigade Mobil Polda Bali, Komisaris Besar Polisi Ardiansyah Daulay, dan Direktur Lalu-lintas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Wisnu Putra.
Soesatyo mengatakan, sebagai museum pertama tentang penanggulangan terorisme di Indonesia yang dibangun Galose pada 2019, Prakasa Rucira Garjita menyimpan banyak peninggalan barang-barang yang dipakai Satuan Tugas Antiteror Densus 88, BNPT, dan seluruh pemangku kepentingan Polda Bali dalam menangkap pelaku teror bom Bali.
Baca juga: Di lokasi bom Bali akan berdiri restoran meskipun diprotes Australia
Museum ini, kata dia, juga menjadi memori kolektif bangsa melawan terorisme dalam kurun waktu 2002 - 2019. Museum Prakasa Rucira Garjita juga menyimpan perangkat digital forensik maupun persenjataan yang dipakai para penegak hukum dalam membekuk para teroris.
Ia menyebut, di dalam museum terdapat duplikat mobil Mitsubishi L 300 warna putih berisi bom dan TNT seberat 1 ton yang dipakai saat serangan teror di Sari Club dan Paddy’s Legian, Kuta, pada 12 Oktober 2002 silam.
Selain itu, terdapat pula sepeda motor Yamaha F1Z R warna merah yang digunakan teroris Ali Imron untuk survei lokasi, sebelum meledakkan bom di Legian atas perintah trio Imam Samudra, Amrozi, dan Ali Gufron.
"Bahkan ada video penggerebekan polisi yang saat itu diperkuat Tito Karnavian, Petrus Reinhard Golose, dan Rycko Amelza Dahniel dalam membekuk buronan teroris internasional Dr Azhari di Batu, Malang pada 2005. Kini ketiga personil polisi itu sudah menjadi orang hebat," ujar dia.
Karnavian pernah menjadi kepala Kepolisian Indonesia dan menteri dalam negeri, Golose menjadi kepala Polda Bali, dan Dahniel menjadi kepala Badan Intelijen Keamanan Kepolisian Indonesia. Bahkan, kata dia, anggota lain Detasemen Khusus, Idham Azis, kini jadi kepala Kepolisian Indonesia.
Baca juga: Calon Kapolri Komjen Idham bersamaTito lumpuhkan dalang Bom Bali
Lebih lanjut, Soesatyo memandang, museum Prakasa Rucira Garjita juga menjadi monumen pengingat bahwa terorisme atas dalih apapun, apalagi dengan memanipulasi ajaran agama, tidak bisa dibenarkan.
Sebagai negara yang majemuk, kata dia, Indonesia dibangun berdasarkan ideologi Pancasila. Agar terorisme tak menjadi momok bagi Indonesia, penanaman nilai Pancasila mutlak dilakukan kepada generasi muda dan berbagai lapisan masyarakat.
"Museum Prakasa Rucira Garjita juga menjadi pengenang jasa pengabdian petugas kepolisian yang gugur saat menjalankan tugas membekuk para teroris," kata dia.
Baca juga: Masyarakat dan keluarga korban peringati 17 tahun tragedi bom Bali
Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini juga mendorong berbagai Polda untuk bisa meniru kreativitas serupa. Tak hanya dengan membangun museum, melainkan membangun karya yang bisa menjadi nilai tambah bagi daerah, khususnya yang berhubungan dengan penegakan hukum.
"Sejarah Bom Bali I, Bom Bali II, dan berbagai tindakan teror lainnya harus menjadi pelajaran untuk semakin menguatkan solidaritas kebangsaan guna menutup berbagai kemungkingan celah tindakan teror di masa depan," ucap dia.
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2020