• Beranda
  • Berita
  • Euforia usai pelantikan Gubernur Kepri berbuah bencana

Euforia usai pelantikan Gubernur Kepri berbuah bencana

1 Agustus 2020 17:01 WIB
Euforia usai pelantikan Gubernur Kepri berbuah bencana
Isdianto foto bersama sejumlah wartawan di Gedung Daerah Tanjungpinang, Selasa 28 Juli 2020 atau sehari setelah dirinya dilantik sebagai Gubernur Kepri (ANTARA/Istimewa)

Ini seharusnya tidak terjadi

27 Juli 2020 menjadi hari bersejarah bagi masyarakat Provinsi Kepulauan Riau. Isdianto yang awalnya diragukan banyak pihak mampu menjabat Wakil Gubernur Kepulauan Riau justru berhasil dilantik sebagai gubernur menggantikan Nurdin Basirun, yang dipecat lantaran terbukti melakukan korupsi.

Sehari sebelumnya, puluhan pejabat Pemprov Kepri dan tokoh masyarakat, pendukung Isdianto yang berkeinginan mencalonkan diri pada Pilkada Kepri 2020, berangkat ke Jakarta. Mereka ingin menjadi bagian dari kebahagiaan Isdianto dan keluarga, yang dilantik di Istana Negara tepat pukul 14.00 WIB.

Isdianto dan keluarganya, termasuk pejabat di lingkungan Pemprov Kepri diperiksa secara ketat sebelum masuk ke Istana Negara. Bahkan beberapa jam sebelum acara pelantikan, tim kesehatan di Istana Negara mengambil sampel lendir dari tubuh mereka untuk memastikan tidak tertular COVID-19.

Di dalam Istana Negara, ada pemandangan yang tidak lazim terlihat. Acara pelantikan itu tidak dihadiri oleh Rosmeri, istri dari Isdianto. Spekulasi pun muncul terkait persoalan itu, bahkan dikaitkan dengan COVID-19.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kepri Tjetjep Yudiana akhirnya buka suara. Ia menegaskan Rosmeri tidak tertular COVID-19, melainkan kakinya terkilir sehingga tidak dapat mengikuti acara tersebut.

Rosmeri pun belum pernah diambil swab sehingga isu yang tersebar bahwa dirinya terpapar COVID-19, tidak benar.

Tjetjep juga membantah dua informasi lainnya bahwa Rosmeri menulari COVID-19 kepada suaminya, dan Isdianto termasuk lima staf protokol tertular COVID-19 dari Istana Negara.

"Bahkan Bu Rosmeri tidak dapat pulang ke Tanjungpinang karena kakinya terkilir," katanya, yang juga Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kepri.

Sekda Kepri Tengku Said Arif Fadillah menegaskan kasus COVID-19 yang baru di lingkungan Pemprov Kepri bukan berasal dari acara pelantikan Isdianto sebagai gubernur, melainkan dari berbagai kegiatan di Kota Tanjungpinang sejak Selasa-Kamis pekan ini.

Arif dan puluhan pejabat Pemprov Kepri pun ikut menjalani tes swab setelah mengetahui Pu, ajudan Gubernur Kepri positif tertular COVID-19.

"Hasil saya negatif. Malam Jumat saya mendapatkan informasi itu. Alhamdulillah," ucapnya.

Baca juga: Kasetpres: Pelantikan Gubernur Kepri terapkan ketat protokol kesehatan

Baca juga: Sepenggal kisah masa kecil Isdianto hingga menjadi Gubernur Kepri


Acara Penyambutan

Selasa, 28 Juli 2020 siang, ratusan orang berada di Bandara Raja Haji Fisabilillah Tanjungpinang menyambut kedatangan sang gubernur. Isdianto yang didampingi para ajudan, keluarga dan kepala dinas disambut riang gembira.

Mereka tidak hanya bersalaman, melainkan berpelukan dan cium pipi kiri dan kanan, seperti melupakan bahwa Kepri, khususnya Tanjungpinang belum terbebas dari COVID-19. Serangkaian kegiatan dilaksanakan pada hari itu, termasuk doa selamat dan tepung tawar.

Selanjutnya, Isdianto melanjutkan kegiatan seremonialnya di rumah kediaman istri dari almarhum HM Sani, abang kandungnya yang berhasil memenangkan Pilkada Kepri tahun 2010 dan tahun 2015.

Ia bersama ratusan orang dari berbagai kalangan pun sempat memanjatkan doa di makam HM Sani di Makam Pahlawan Tanjungpinang.

Pada hari yang sama, di Gedung Daerah Tanjungpinang, kegiatan seremonial semakin ramai dihadiri pejabat, tokoh masyarakat, wartawan dan para pendukungnya. Mereka larut dalam kebahagiaan sehingga terkesan melupakan COVID-19.

Dalam kegiatan ini tampak Isdianto tidak mengenakan masker dan tidak menjaga jarak. Di gedung bersejarah itu pula ramai pejabat, wartawan dan masyarakat yang berfoto bersama dengan tidak menerapkan protokol kesehatan.

Foto-foto tanpa menerapkan protokol kesehatan itu tersebar luas.

Plt Kadis Kesehatan Kepri Tjetjep Yudiana menyesalkan hal itu terjadi. Namun ia memahami gubernur sendiri sulit menghindari kondisi tersebut. Banyak orang yang ingin bersalaman dan berpelukan dengan gubernur.

"Ini seharusnya tidak terjadi," ucapnya.

Tjetjep pun harus diambil swab karena berada dalam acara tersebut, termasuk
Plt Dirut RSUP Kepri Elfiani Sandri, yang sempat bersalaman dengan Gubernur Kepri.

Kepala dinas di wilayah itu juha banyak yang menyesalkan peristiwa itu. Mereka menyesal karena tidak menerapkan protokol kesehatan saat memberi ucapan selamat kepada "sang raja".

Setelah diketahui Pu, ajudan Gubernur Kepri positif COVID-19 tiga hari lalu, ratusan pejabat dan staf Pemprov Kepri mulai merasa cemas. Perasaan cemas semakin besar ketika diketahui empat staf protokol lainnya positif COVID-19 pada Jumat sore.

Pemprov Kepri ingin memastikan siapa saja yang sudah tertular COVID-19 tersebut. Sekda Kepri Tengku Said Arif Fadillah memerintahkan RSUP Kepri untuk membuka posko khusus mulai Kamis hingga hari ini pukul 08.00-16.00 WIB.

"Hari pertama sampai hari kedua sekitar 200 orang sudah diambil swab," kata Plt Dirut RSUP Kepri Elfiani Sandri.

Tadi malam, informasi Gubernur Kepri Isdianto positif COVID-19 beredar luas. Hal itu dibenarkan Plt Kadinkes Kepri Tjetjep Yudiana.

Informasi itu menyebabkan ratusan orang antre di posko RSUP Kepri. Bahkan puluhan wartawan yang kontak erat dengan gubernur pun diambil swab tadi pagi hingga sore.

Selain mereka, sejumlah pengurus Lembaga Adat Melayu yang tampak berfoto tanpa menggunakan masker, dan pemilik kedai kopi yang dikunjungi Isdianto tiga hari lalu juga diambil swab.

Rektor dan pejabat lainnya di lingkungan Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang yang ikut rapat bersama gubernur tiga hari lalu juga diambil swab di RSUP Kepri.

Baca juga: Ratusan pejabat jalani tes usai ajudan Gubernur Kepri positif COVID-19

Baca juga: Dinkes Kepri kirim swab seorang suspect COVID-19 ke Jakarta


Ruang Rawat Penuh

Ruang untuk merawat pasien COVID-19 di Rumah Sakit Raja Ahmad Thabib (RSUP Kepulauan Riau) sudah penuh, sementara ruang rawat dan karantina di Rumah Sakit Khusus Infeksi di Galang, Batam sudah terisi 90 persen.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kepri Tjetjep Yudiana mengatakan, ruang rawat untuk pasien COVID-19 di RSUP Kepri sebanyak 15 ruangan, sementara di Rumah Sakit Khusus Infeksi di Galang mencapai 350 ruangan.

Rumah Singgah RSUP Kepri yang dijadikan sebagai tempat karantina pasien positif COVID-19 tanpa gejala juga sudah penuh.

"Kami harus mempersiapkan ruangan lain untuk pasien dan dirawat," katanya, yang juga Pelaksana Tugas Dinas Kesehatan Kepri.

Tjetjep mengemukakan Rumah Sakit TNI AL Tanjungpinang dan Rumah Sakit Umum Daerah Tanjungpinang juga diberdayakan untuk menampung pasien COVID-19. Sejak Maret 2020 sampai sekarang, rumah sakit rujukan COVID-19 di Tanjungpinang hanya di RSUP Kepri.

"Kami sudah berkoordinasi dengan RSAL dan RSUD Tanjungpinang untuk menyediakan fasilitas dalam penanganan pasien COVID-19," ucapnya.

Ia mengatakan tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kepri juga melobi sejumlah pemilik hotel untuk digunakan sebagai tempat karantina pasien yang terkait COVID-19. Beberapa hotel yang sudah tutup bersedia menyewakan kamar hotel untuk karantina pasien COVID-19.

Pasien yang dikarantina belum tentu positif COVID-19, namun perlu dikarantina selama 14 hari sambil menunggu hasil pemeriksaan swab dengan metode PCR.

"Bisa juga mereka yang positif COVID-19, namun tanpa gejala sehingga wajib dikarantina sesuai protokol kesehatan," ucapnya.

Tjetjep menuturkan karantina mandiri dapat dilakukan bila kediaman pasien tersebut memiliki kamar yang memadai, yang tidak sulit diakses oleh orang lain dan memiliki kamar mandi di dalam ruangan kamar.

"Jangan khawatir, sepanjang mematuhi protokol kesehatan, tidak akan tertular. Gunakan masker, jaga jarak dan rajin-rajin mencuci tangan," ujarnya.

Pasien Membludak

Jumlah pasien COVID-19 di Kepri membludak. Berdasarkan data COVID-19 di Kepri pada Jumat (31/7) total jumlah pasien positif COVID-19 mencapai 481 orang, sebanyak 120 orang dikarantina dan 20 orang dirawat. Sementara pasien yang sembuh sebanyak 322 orang, dan yang meninggal dunia 19 orang.

Pasien di Kepri terdiri di Batam sebanyak
330 orang, namun kasus yang aktif tinggal 65 orang setelah bertambah 17 orang pada saat itu. Sementara total jumlah pasien di Tanjungpinang 62 orang, dengan kasus aktif berjumlah 33 orang.

Kasus pasien positif COVID-19 Tanjungpinang melonjak dibanding tiga hari lalu yang hanya lima kasus aktif.

Sementara total pasien positif di Bintan berjumlah 21 orang, dengan 13 kasus aktif. Di Karimun total pasien COVID-19 sebanyak tujuh orang, namun kasus aktif hanya satu orang.

Di Lingga jumlah kasus hanya satu orang, namun sudah meninggal dunia sejak beberapa bulan lalu. Lingga, Natuna dan Kepulauan Anambas ditetapkan sebagai Zona Hijau di Kepri.

Baca juga: Gugus Tugas: Gubernur Kepri tertular COVID-19 bukan dari istrinya

 

Pewarta: Nikolas Panama
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020