• Beranda
  • Berita
  • Bamsoet minta pemandu edukasi turis jalankan protokol kesehatan

Bamsoet minta pemandu edukasi turis jalankan protokol kesehatan

1 Agustus 2020 21:07 WIB
Bamsoet minta pemandu edukasi turis jalankan protokol kesehatan
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo bertemu dengan pemandu turis pariwisata Bali. (Istimewa)

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mendorong berbagai pelaku industri pariwisata Bali, mulai dari manajemen hotel hingga pemandu atau tour guide, untuk taat menjalankan dan mengedukasi turis untuk menjalankan protokol kesehatan.

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo dalam rilisnya yang diterima di Jakarta, Sabtu, mengatakan hal itu ketika bertemu dengan pemandu turis pariwisata Bali.

"Contohnya dengan membersihkan kamar hotel dan villa secara berkala menggunakan desinfektan alkohol 70 persen, menyiapkan masker cadangan untuk turis, menyiapkan tempat cuci tangan, hingga bekerjasama dengan klinik terdekat," katanya.

Baca juga: Tim verifikasi lakukan pemeriksaan jasa akomodasi hotel di Bali

Bahkan, menurut Bambang Soesatyo, jika perlu dapat menyiapkan kamar isolasi untuk turis, sebagai persiapan jika sampai ada yang menunjukkan gejala COVID-19.

"Kepercayaan turis terhadap Bali akan didapat jika manajemen hotel dan villa, maupun para tour guide serius menunjukkan ketaatan mereka menjalankan berbagai protokol kesehatan," kata Bamsoet.

Publikasi secara masif lanjut dirinya juga harus dilakukan melalui media sosial maupun elektronik. Mengembalikan kepercayaan di tengah suasana pandemi memang tidak mudah.

"Karenanya perlu kerja keras dan kesabaran. Bali tak berjuang sendirian, berbagai elemen bangsa siap bergotong royong membangkitkan kembali pariwisata Bali," katanya.

Wisnu yang sudah 30 tahun mengelola usaha tour guide di Bali, maupun Shery yang sudah 10 tahun di bisnis yang sama, mengaku kondisi pandemi membuat pendapatan mereka menurun tajam.

Sebelum pandemi, mereka bisa mendapatkan sekitar Rp10-15 juta per bulan, kemudian menjadi nol. Dampak pandemi lebih dahsyat dibanding krisis ekonomi 1998, krisis global 2008, bahkan terorisme yang sempat mengincar Bali pada kurun tahun 2002.

Baca juga: Gus Jazil: Pariwisata harus memberi kesejahteraan bagi masyarakat

Dinas pariwisata Bali pun mencatat kerugian ekonomi akibat pandemi dari Maret-Juli 2020 mencapai Rp48,5 triliun atau sekitar Rp9,7 triliun per bulan.

"Padahal kontribusi devisa pariwisata Bali terhadap perekonomian nasional pada 2019 bisa mencapai Rp75 triliun atau sekitar 28,9 persen dari total pendapatan devisa pariwisata negara," ucap Bamsoet.

Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini berharap seiring pembukaan pariwisata Bali untuk turis domestik per 31 Juli ini, ditandai dengan mulai dibukanya kebun binatang, pura, Pantai Pandawa, Pantai Sanur, Pantai Kuta, dan restoran, akan menandakan bangkitnya Bali dari pandemi.

Terpenting, katanya, para tour guide selain menjelaskan berbagai keindahan pesona Bali terhadap para turis, juga turut mengedukasi turis untuk taat menjalankan protokol kesehatan.

"Jika dalam satu bulan ke depan para turis yang datang ke Bali merasa aman dan nyaman, tak terjadi ledakan penambahan penyebaran COVID-19 karena ketaatan menjalankan protokol kesehatan, maka dalam bulan-bulan berikutnya turis yang datang akan semakin banyak," ucapnya.

Semakin banyak turis, menurut Bamsoet, semakin menggeliatkan ekonomi, dan semakin membutuhkan kerja keras seluruh elemen masyarakat untuk tetap memastikan warga dan turis taat menjalankan protokol kesehatan.

"Karenanya tak boleh lengah. Bangkitnya ketaatan menjalankan protokol kesehatan harus seiring dengan membangkitkan ekonomi," ujar Bamsoet.

Baca juga: Bamsoet katakan adaptif dan disiplin kunci bangkitkan ekonomi Bali

Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2020