GTC-19 Kepri imbau Wali kota Batam tes swab

2 Agustus 2020 13:48 WIB
GTC-19 Kepri imbau Wali kota Batam tes swab
Wali Kota Batam Muhamad Rudi (kemeja putih paling kanan) foto bersama Gubernur Kepri pada Selasa 28 Juli 2020. Di sebelah Rudi adalah Wali Kota Tanjungpinang Rahma. (Istimewa)
Gugus Tugas COVID-19 (GTC-19) Provinsi Kepulauan Riau mengimbau Wali Kota Batam Muhamad Rudi dan pihak lainnya yang mengikuti berbagai kegiatan Gubernur Isdianto segera melakukan tes usap (swab) untuk memastikan apakah tertular COVID-19 atau tidak.

Humas GTC-19 Kepri Iskandar Zulkarnaen, di Tanjungpinang, Ahad, mengatakan imbauan tersebut merupakan strategi penanggulangan yang dikenal dengan istilah Active Case Finding atau upaya secara aktif menemukan kasus dan mengisolasi mereka.

Strategi itu, menurut dia, berbeda dengan pola penelusuran yang mendasari hanya pada kontak langsung. Pola penelusuran yang mendasari pada kontak langsung disebut dengan istilah Passive Case Finding.

Imbauan itu pula untuk meluruskan pernyataan Kadinkes Batam Didi Kusmarjadi sebelumnya yang menegaskan Wako Batam tidak perlu diambil sampel lendir untuk diperiksa dengan metode polymerase chain reaction (PCR).

"Kami mencermati situasi yang terjadi baru-baru ini. Ada kekeliruan, yang harus diluruskan untuk kepentingan yang lebih luas. Apa yang dikatakan Kadinkes Batam itu lebih pada pola Passive Case Finding. Provinsi melakukan yang sebaliknya, lebih agresif, yakni Active Case Finding," ujarnya.

Seharusnya, kata dia, tidak ada alasan lagi untuk rombongan dari Pemkot Batam tidak melakukan tes usap, terutama bagi yang kontak langsung dengan Gubernur Isdianto yang positif COVID-19. Tes usap dan pelaksanaan protokol kesehatan untuk mencegah penularan COVID-19 harus dilakukan.

Apalagi, satu satunya cara saat ini untuk mengetahui apakah seseorang mengidap COVID-19 atau tidak, hanya melalui tes usap.

Baca juga: Tes usap, adik dan ponakan Gubernur Kepri Isdianto positif COVID-19

Baca juga: Kasetpres: Pelantikan Gubernur Kepri terapkan ketat protokol kesehatan



Bukan prasangka

Dalam menangani permasalahan ini, tidak bisa berandai-andai. "Tes usap adalah satu-satunya alat diagnosa COVID-19, bukan prasangka pribadi. Apapun hasilnya, itu sangat berguna untuk memastikan kita menghentikan penularan dan mencegah penyebaran COVID-19 ini," katanya.

Iskandar menegaskan imbauan GTC-19 Kepri kepada masyarakat yang hadir dalam rangkaian acara menyambut Gubernur Kepri untuk segera melakukan tes usap di Lokasi-lokasi yang telah ditentukan di Kota Tanjungpinang, Kota Batam dan Kota Jakarta telah sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan tentang pedoman pencegahan dan pengendalian Covid 19 revisi kelima.

"Semua tindakan yang dilakukan oleh gugus tugas selalu berpedoman pada Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 revisi kelima," ujar Iskandar.

Iskandar menjelaskan bahwa imbauan itu merupakan langkah dari strategi penanggulangan berdasarkan tingkat penularan yang terjadi. Imbauan melakukan test swab bagi seluruh anggota masyarakat yang hadir dalam rangkaian acara Gubernur Kepri bertujuan agar penularan segera dihentikan, dan penyebarannya dapat dicegah pada kesempatan pertama.

"Strategi itu tertuang di halaman 25 dan seterusnya, sebagai langkah untuk menghentikan penularan dan mencegah penyebaran," tuturnya.

Hasil tes usap itu akan memastikan bahwa upaya untuk penghentian penularan dan pencegahan penyebaran dapat berjalan secara efektif.

"Karena itu kami menganjurkan agar segera melakukan tes usap. Hasil tes itu lebih valid dan dapat dipertanggungjawabkan. Banyak ditemukan kasus asimtomatik yakni tidak memiliki gejala COVID-19, seperti Pak Gubernur, namun setelah dites usap, (hasilnya) ternyata positif," kata Iskandar.*

Baca juga: Gugus Tugas: Gubernur Kepri tertular COVID-19 bukan dari istrinya

Baca juga: Ratusan pejabat jalani tes usai ajudan Gubernur Kepri positif COVID-19

Pewarta: Nikolas Panama
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020