• Beranda
  • Berita
  • BPS: Deflasi Juli dipicu banyaknya harga pangan yang turun tajam

BPS: Deflasi Juli dipicu banyaknya harga pangan yang turun tajam

3 Agustus 2020 11:51 WIB
BPS: Deflasi Juli dipicu banyaknya harga pangan yang turun tajam
Kepala BPS Suhariyanto. ANTARA/Humas BPS/pri.

Harga-harga pangan banyak yang turun tajam

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat turunnya harga komoditas telah memicu terjadinya deflasi pada Juli 2020 sebesar 0,10 persen.

"Deflasi terjadi karena adanya penurunan harga bawang merah, daging ayam ras, maupun tarif angkutan udara," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam jumpa pers di Jakarta, Senin.

Ia memaparkan bawang merah menyumbang andil deflasi 0,11 persen, diikuti daging ayam ras 0,06 persen, dan tarif angkutan udara 0,05 persen.

Komoditas lain yang juga menyumbang andil deflasi adalah beras, cabai rawit, gula pasir, dan rokok putih, masing-masing sebesar 0,01 persen.

"Harga-harga pangan banyak yang turun tajam," kata Suhariyanto.

Baca juga: BPS catat deflasi pada Juli sebesar 0,10 persen

Meski demikian terdapat komoditas lain yang memberikan andil inflasi yaitu emas perhiasan 0,05 persen, telur ayam ras 0,04 persen, tarif angkutan antar kota, dan kenaikan uang sekolah SD, masing-masing 0,01 persen.

"Masih terjadi kenaikan harga emas perhiasan dengan andil inflasi 0,05 persen dengan kenaikan terjadi di 80 kota IHK," ujarnya.

Dengan penyumbang deflasi tertinggi adalah bahan makanan, maka kelompok makanan, minuman dan tembakau menyumbang andil deflasi 0,19 persen dengan deflasi mencapai 0,73 persen.

Kelompok lainnya adalah transportasi yang juga menyumbang andil deflasi sebesar 0,02 persen dengan deflasi mencapai 0,17 persen.

Sementara itu kenaikan harga emas perhiasan memicu terjadinya inflasi pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya yaitu dengan andil 0,06 persen serta inflasi 0,93 persen.

Baca juga: Pemerintah diharapkan pantau stok di daerah defisit pangan

Dalam kesempatan ini BPS mencatat deflasi itu terjadi di 61 kota dan hanya 29 kota yang menyumbang inflasi pada Juli 2020.

Deflasi tertinggi terjadi di Manokwari sebesar 1,09 persen karena terjadi penurunan harga beberapa komoditas pangan seperti bawang merah dan bawang putih.

"Sedangkan deflasi rendah terjadi di lima kota yaitu Gunung Sitoli, Bogor, Bekasi, Luwuk dan Bulukumba masing-masing 0,01 persen," ujarnya.

Kota yang mengalami inflasi tinggi pada Juli 2020 adalah Timika sebesar 1,45 persen karena adanya kenaikan tarif angkutan udara.

Kota yang tercatat mengalami inflasi rendah adalah Banyuwangi dan Jember masing-masing sebesar 0,01 persen.

Dengan terjadinya deflasi, maka inflasi tahun kalender Januari-Juli 2020 mencapai 0,98 persen dan inflasi tahun ke tahun (yoy) sebesar 1,54 persen.

Baca juga: Penurunan harga komoditas pangan picu deflasi Jatim 0,12 persen


 

Pewarta: Satyagraha
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020