Bank Sampah di Sunter Muara RW 05, Kelurahan Sunter Agung, Jakarta Utara mengolah limbah kulit telur menjadi berbagai aneka lukisan bernilai jual.kegiatan itu dapat mengurangi sampah dan memberikan nilai jual
Ketua Bank Sampah Sunter, Muara Heru, di Jakarta, Selasa, menjelaskan lukisan dengan ukuran 12R atau 30 x 40 cm dijual dengan harga bervariasi mulai dari Rp150 ribu sampai Rp200 ribu.
Pembuatan satu lukisan dilakukan membutuhkan waktu sekitar dua sampai tiga minggu. Bisa lebih cepat kata Heru, jika tidak ada aktivitas lain.
"Pekerjaan utama saya sebagai karyawan swasta, sehingga membuat lukisan di waktu luang saja," ujar Heru.
Baca juga: Bank DKI gandeng GP Ansor dan Mountrash atasi persoalan sampah Jakarta
Heru menjelaskan kulit telur itu didapatkan dari dari para pedagang makanan. Selanjutnya kulit telur dicuci menggunakan detergen untuk menghilangkan bau amis.
Kemudian kulit ari telur dibersihkan, lalu dikeringkan, diampelas dan dipotong kecil-kecil untuk ditempel pada bahan mika.
"Kami sudah membuat pesanan lukisan Dapoer Mak Demplon dan PT Indonesia Power," ujar Heru.
Sementara itu, Lurah Sunter Agung Danang Wijanarko mengatakan pemerintah mendukung segala kegiatan kreatif yang dilakukan oleh masyarakat Sunter Agung.
"Apalagi kegiatan itu dapat mengurangi sampah dan memberikan nilai jual," tegas Danang.
Baca juga: Warga Pulau Kelapa dan Harapan dilatih kelola bank sampah
Danang menyatakan salah satu program Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan adalah sampah tanggung jawab bersama atau Samtama. Program itu diharapkan dapat mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA).
Danang berharap kreativitas lukisan dari bahan kulit telur ayam, bebek dan burung puyuh itu dapat menjadi peluang baru untuk menambah penghasilan di masa pandemi COVID-19.
Pewarta: Fauzi
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2020