"Bali Bangkit" bukan untuk "Klaster Wisatawan"

6 Agustus 2020 14:37 WIB
"Bali Bangkit" bukan untuk "Klaster Wisatawan"
Suasana objek wisata Tanah Lot di Kabupaten Tabanan, Bali, sebagai salah satu ikon pariwisata di Bali, saat pertama kali dibuka di tengah pandemi COVID-19. (FOTO Antara News Bali/Pande Yudha/2020)

Jadi tidak usah khawatir, pencegahan dengan sistem komunitas yang kuat dengan sistem pecalang

"Bali sudah aman dikunjungi wisatawan," kata Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Suharso Monoarfa dalam bincang-bincang virtual bertema 'Bali Bangkit' yang dipandu Denny Sumargo dan diadakan di pinggir Pantai Mengiat, Nusa Dua, Bali, 4 Agustus 2020.

Menteri PPN/Bappenas itu menyebut beberapa alasan untuk "Bali aman" bagi wisatawan pada masa pandemi COVID-19 itu, yakni sistem komunitas adat di daerah itu berpartisipasi mencegah penyebaran COVID-19.

"Mereka punya pecalang (petugas keamanan adat), itu sistemnya komunitas. Jika ada yang terkena, mereka bisa antisipasi cepat," katanya.

Selain komunitas adat, lanjut dia, fasilitas kesehatan di Pulau Dewata dinilai memadai, mengingat daerah ini merupakan destinasi wisata dunia. "Tingkat yang kena (COVID-19) juga mulai menurun dan mudah-mudahan bisa menurun terus," katanya.

Alasan lain, protokol kesehatan di kalangan masyarakat Bali juga relatif memiliki kesadaran dalam menggunakan masker, jaga jarak hingga tersedianya fasilitas sanitasi tangan di sejumlah titik.

"Fasilitas pariwisata di antaranya perhotelan dan restoran juga menerapkan protokol kesehatan. Jadi tidak usah khawatir, pencegahan dengan sistem komunitas yang kuat dengan sistem pecalang, kemudian masyarakatnya sendiri menerapkan kedisiplinan itu," katanya.

Agaknya, pandangan Menteri PPN/Bappenas itu sesuai dengan fakta, seperti adanya pecalang di kawasan Desa Adat Jimbaran, Kabupaten Badung, Bali, yang melakukan pengawasan protokol kesehatan kepada pengunjung pantai dari masyarakat lokal, saat "kran" pariwisata belum dibuka mulai 31 Juli 2020.

"Sesuai arahan Bendesa (Kepala Desa Adat) Jimbaran dan Ketua Satgas COVID-19 Jimbaran, dalam pelaksanaan 'normal baru' ini, kami berharap perilaku masyarakat dapat tetap mengindahkan protokol kesehatan, dan kami juga terus melakukan pengawasan untuk itu," ujar Koordinator Pecalang Desa Adat Jimbaran, I Nyoman Suwirya, di Badung, 12 Juli 2020.

Dalam pelaksanaan pengawasan, petugas pecalang didampingi unsur pengamanan lainnya, seperti TNI/Polri serta Linmas setempat, berkeliling di kawasan Pantai Jimbaran untuk memastikan pengunjung pantai telah menerapkan protokol kesehatan yang telah ditetapkan sebagai upaya dalam mencegah penyebaran pandemi COVID-19.

"Yang menjadi perhatian kami tentu saja masyarakat dan pengunjung pantai agar tetap mempergunakan masker, tetap mengatur dan menjaga jarak dan yang juga rajin mencuci tangan di tempat yang telah disediakan atau menggunakan cairan hand sanitizer," katanya.

Mereka juga berkeliling di kawasan pantai serta di sejumlah restoran dan kafe ikan bakar yang ada di pinggir Pantai Jimbaran untuk melakukan sosialisasi dan mengingatkan pengunjung terkait dengan protokol kesehatan yang harus dilakukan menggunakan pengeras suara.

Apabila ditemukan ada masyarakat maupun wisatawan yang belum mengenakan masker maupun berkumpul di suatu tempat, petugas juga akan langsung menghampiri dan meminta mereka untuk mengenakan masker dan menjaga jarak.

Fakta di lapangan itu juga diikuti dengan sikap Pemerintah Provinsi Bali sendiri yang membuka "kran" pariwisata secara bertahap melalui Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 15243 Tahun 2020.

Merujuk pada SE Gubernur Bali itu, pariwisata Bali mulai dibuka untuk wisatawan Nusantara (wisatawan domestik) pada 31 Juli 2020 dan untuk wisatawan asing dibuka mulai 11 September 2020.

Untuk mengunjungi Pulau Bali, wisatawan domestik juga harus menyiapkan hasil negatif tes cepat (rapid test) atau tes usap (swab test), dan mengisi formulir di aplikasi Love Bali yang dapat diakses pada laman https://lovebali.baliprov.go.id.

Selain penerapan protokol kesehatan, Gubernur juga memberi imbauan untuk wisatawan agar mengaktifkan Global Positioning System (GPS) pada telepon pintar untuk pelindungan dan pengamanan bagi wisatawan.

Baca juga: Menteri PPN katakan Bali aman dikunjungi wisatawan saat pandemi

Klaster Wisatawan
Meski wisatawan domestik (wisatawan Nusantara) baru diperbolehkan masuk ke Pulau Dewata mulai 31 Juli 2020, namun sejumlah kawasan wisata sudah dibuka sebelum tanggal itu untuk wisatawan lokal dari Bali sendiri.

Misalnya, Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti sudah membuka kembali lima destinasi/tujuan wisata di kabupaten setempat yang ditutup sejak 22 Maret 2020 akibat pandemi COVID-19, di antaranya Tanah Lot di Kediri dan Pura Ulundanu di kawasan Danau Beratan, Bedugul.

Pembukaan dilakukan secara simbolis oleh Bupati Eka yang ditandai dengan pemotongan pita dan penyerahan sertifikat kelayakan serta pemukulan kentongan, di kawasan Daya Tarik Wisata (DTW) Ulundanu Beratan, Baturiti, pada 20 Juli 2020. Tiga destinasi wisata lainnya adalah DTW Kebun Raya Eka Karya, The Blooms Garden Baturiti, dan DTW Jatiluwih, Penebel.

Bupati Tabanan menjelaskan, dibukanya destinasi wisata ini diharapkan mampu menggeliatkan kembali perekonomian masyarakat di kabupaten Tabanan, dalam Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) atau Tatanan Kehidupan Era Baru (normal baru).

Namun, Pemkab Tabanan tidak mau terburu-buru melakukan pembukaan kembali destinasi wisata di Tabanan karena kesiapan dan protokol kesehatan harus diterapkan dengan sangat baik, sehingga Tabanan baru membuka lima destinasi wisata.

"Itu (protokol kesehatan) penting, karena yang namanya virus ini (COVID-19) kan belum hilang, jadi tetap pakai protokol kesehatan yang harus dilaksanakan dengan baik," ucapnya.

Bupati Eka meminta semua pihak di Kabupaten Tabanan agar terlibat untuk saling mengingatkan dan mengawasi serta bersama-sama saling menjaga, jangan sampai ada kluster baru di destinasi wisata di Tabanan ataupun di tempat lain, karena akan sangat merugikan masyarakat.

"Kita musti jaga diri kita sendiri, utamanya keluarga harus diajari dan di seluruh desa, semua aparat harus mengajarkan masyarakatnya tertib. Mudah-mudahan dengan komitmen kita bersama, saya yakin kita kedepannya bisa melalui cobaan ini," ujarnya.

Sejak dibuka, objek wisata Tanah Lot di Tabanan, Bali, mulai terlihat ramai dikunjungi wisatawan saat libur Idul Adha yang bertepatan dengan baru dibukanya pariwisata Bali di tengah COVID-19.

Koresponden ANTARA di lokasi wisata itu melaporkan para wisatawan yang mengunjungi Tanah Lot bersama keluarga terlihat bermain-main di pinggir pura yang terdapat ditengah pantai sambil berswafoto.

Humas DTW Tanah Lot, I Made Budiarta, mengatakan sejak dibukanya pintu gerbang pariwisata yang memperbolehkan wisatawan domestik untuk berkunjung dan berlibur ke Bali pada 31 Juli lalu, tercatat ada 1.500 wisatawan yang datang ke Tanah Lot.

Pada Sabtu (1/8), jumlah wisatawan yang tiba dan menikmati libur Idul Adha di Tanah Lot tercatat 750 pengunjung. "Untuk mencegah penularan virus COVID-19, pengunjung wajib memenuhi standar protokol kesehatan," ujarnya.

Selain Pemkab Tabanan, Pemerintah Kabupaten Karangasem, Bali, juga telah membuka secara bertahap sejumlah kawasan pariwisata di tengah pandemi COVID-19, yakni Taman Soekasada Ujung, Puri Agung Karangasem, Taman Tirta Gangga, Taman Harmoni Bali, Pesona Bukit Lempuyang, Samsara Living Museum, Kawasan Pura Agung Besakih, Museum Lontar Dukuh Penaban, dan Taman Edelweis Bali.

"Kami selalu melakukan koordinasi dengan pengelola Destinasi wisata, serta dengan Pemerintah Provinsi Bali terkait dengan bagaimana dan kapan Destinasi wisata dapat dibuka kembali, sehingga perekonomian masyarakat di sektor pariwisata dapat pulih kembali," ujar Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri dalam peluncuran Destinasi Wisata Karangasem menghadapi Adaptasi Kehidupan Baru di Taman Soekasada Ujung, Kabupaten Karangasem, 30 Juli 2020.

Upaya menyongsong "Bali Bangkit" juga dilakukan PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero)/Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) yang merupakan BUMN pengembang dan pengelola destinasi pariwisata The Nusa Dua, Bali, dengan membuka kembali kawasan "The Nusa Dua Bali" bagi kunjungan wisatawan Nusantara, setelah Direktur Utama ITDC, Abdulbar M. Mansoer, menerima Sertifikasi Tatanan Kehidupan Era Baru yang diserahkan langsung oleh Gubernur Bali Wayan Koster dengan disaksikan Menko Kemaritiman/Investasi Luhut B Panjaitan dan Menparekraf Wishnutama Kusubandio, 31 Juli 2020.

Ya, Panduan Pelaksanaan Cleanliness, Health, Safety and Environmental Sustainability (CHSE) yang dikeluarkan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) itu agaknya menjadi "kunci utama" untuk Bali sebagai pulau yang telah dinobatkan sebagai destinasi wisata terbaik dunia dari 25 destinasi terbaik versi perusahaan perjalanan wisata daring, tripadvisor, dalam penghargaan Travellers Choice atau pilihan wisatawan untuk kategori Destinasi Terbaik Dunia, bersama London (Inggris), Paris (Prancis), dan Crete (Yunani) pada 1 Agustus 2020.

Baca juga: Bappenas sebut COVID-19 dorong pariwisata berbasis kualitas
Baca juga: Wagub Bali tegaskan protokol tatanan pariwisata siap sambut wisman

 

Pewarta: Naufal Fikri Yusuf/Dewa Wiguna/Pande Yudha
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020