TIFF berencana tetap menggelar penayangan film secara langsung di bioskop-bioskop Tokyo, tetapi juga menggelar bincang-bincang secara daring.
Tahun ini, TIFF mengombinasikan Kompetisi, Asian Future dan Japanese Cinema Splash menjadi satu dalam naungan nama Tokyo Premiere 2020, menampilkan sekitar 30 film dari berbagai penjuru dunia.
Baca juga: Karya Nobuhiko Obayashi jadi sorotan di Festival Film Tokyo 2019
Baca juga: "Welcome Back, Tora-san" akan jadi pembuka Festival Film Tokyo 2019
Sementara itu, TIFF juga membuat komite seleksi baru dari berbagai latar belakang profesi, yakni Profesor Emeritus Universitas Waseda Kohei Ando, produser Shozo Ichiyama, programmer senior TIFF Kenji Ishizaka dan Yoshi Yatabe juga jurnalis Yuka Kimbara dan Yuko Sekiguchi.
TIFF juga bekerjasama dengan Tokyo FILMeX yang biasanya diselenggarakan pada akhir musim gugur. Sinergi dua festival ini diharap bisa memperkuat solidaritas di industri film.
TIFF menambahkan, syarat mutlak penyelenggaraan festival ini adalah keselamatan penonton, sineas serta staf. Jika situasi tak kunjung kondusif untuk menyelenggarakan acara, penundaan atau pembatalan acara mungkin saja terjadi.
Baca juga: "Uncle", secuplik kehidupan dan mimpi di pedesaan Denmark
Baca juga: "The 47 Ronin in Debt", kisah sejarah klasik dalam kemasan komedi
Baca juga: Pengunjung festival film Tokyo bisa rasakan dunia teknologi 5G
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020