"Testingnya banyak itu baru hebat, tapi kalau testingnya sedikit wajar saja kalau zero kasus. Daerah harus proaktif, bukan pasif, yang bagusnya agresif dengan mendatangi masyarakat," katanya saat berkunjung ke Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, Kamis, untuk meresmikan mobile laboratory biosafety level 2.
Mendagri menambahkan, sejauh ini pengujian sampel COVID-19 di Indonesia masih rendah sehingga memerlukan partisipasi daerah untuk melakukan pengujiannya, salah satunya dengan mobile laboratory biosafety level 2 yang dimiliki oleh Rejang Lebong tersebut.
Untuk itu, dia meminta Pemkab Rejang Lebong agar segera memanfaatkannya dengan melakukan pengujian secara masif, apalagi saat ini di Sumatera baru daerah itu saja yang memilikinya.
Pada kunjungan kerjanya ke Kabupaten Rejang Lebong, selain untuk meresmikan mobile laboratory biosafety level 2, juga dalam rangka gerakan sejuta masker.
"Saya akan hadir jika ada satu daerah yang bisa membagikan satu juta masker. Sebelumnya saya ke Goa dan kemudian Indramayu serta ke Rejang Lebong. Selanjutnya saya akan ke Kabupaten Malang serta Trenggalek," ujarnya.
Dia mengharapkan, daerah-daerah lainnya bisa meniru gerakan pengadaan masker yang dilakukan secara gotong royong mengingat tidak semua warga mampu membeli masker.
"Setiap daerah harus membuat perda pemberian sanksi warga yang tidak menggunakan masker. Teguran saja tidak cukup, tapi harus ada sanksi, namun sebelumnya harus ada langkah dulu berupa pembagian masker kepada masyarakat, " kata Tito Karnavian.
Rombongan kunjungan kerja Tito Karnavian ke Kabupaten Rejang Lebong bersama isteri Tri Tito Karnavian tiba sekitar pukul 12.40 WIB dengan menggunakan helikopter dari Bengkulu dan pukul 15.00 WIB kembali lagi ke Bengkulu untuk menghadiri acara rakor Pilkada Serentak 2020.
Pewarta: Nur Muhamad
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020