"Kami satgas menerima banyak masukan dari banyak pihak, mereka-mereka yang mungkin menemukan obat tradisional, herbal, jamu. Kami memberikan apresiasi tapi tidak boleh mengklaim ini obat (COVID-19) karena ini sangat berbahaya. Apalagi ada pihak tertentu, apalagi publik figur yang ikut memberikan penjelasan bahwa ini obat (COVID-19)," kata Doni Monardo ketika dimintai tanggapan tentang video Anji dan Hadi pranoto di youtube terkait klaim obat COVID-19, di Gedung Negara Pakuan, Kotq Bandung, Kamis.
Doni menegaskan sampai hari ini belum ada obat untuk COVID-19 dan vaksinnya pun masih dalam proses uji klinis yang dilakukan oleh sejumlah negara.
Baca juga: Minum jamu agar sehat boleh-boleh saja, tapi ada syaratnya
Baca juga: Apa kabar penelitian obat herbal untuk COVID-19?
"Masyarakat jangan sampai terpengaruh, belum ada obat COVID 19. Kalau jamu, herbal banyak warga kita yang sudah melakukan bukan hanya sekarang tapi sejak dahulu. Itu cara mengobati masyarakat dengan ramuan tradisional," kata dia.
Ia mengatakan mengklaim temuan sebuah obat oleh perorangan atau pihak tertentu tidak dibenarkan karena untuk menentukan sebuah obat harus melewati sejumlah tahapan panjang seperti uji klinis.
Ia meminta masyarakat agar tidak terpancing dengan berbagai informasi tak benar atau hoaks terkait COVID-19, termasuk dengan keberadaan obat yang diklaim sejumlah pihak sudah ada dan bisa digunakan untuk mengobati virus corona.
"Kalau tentang obat yang benar (COVID-19) nanti akan ada pengumuman langsung atau resmi dari Kementerian Kesehatan dan itu disampaikan langsung oleh Menkes. Jadi jangan mudah terpancing, jangan terpengaruh," kata dia.*
Baca juga: Soal herbal Hadi Pranoto, BPOM belum setujui sebagai obat COVID-19
Baca juga: Guru Besar UGM: Penemuan obat COVID-19 tidak mudah
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020