"Kalau melihat UMKM yang bisa bertahan saat ini saya kira UMKM yang terhubung dengan market digital, karena itu digitalisasi UMKM harus dipercepat," katanya di Magelang, Kamis.
Ia menyampaikan hal tersebut usai membuka pelatihan terpadu bagi UMKM di Magelang yang diselenggarakan Kementerian Koperasi dan UKM.
Baca juga: Wamen BUMN: Platform PaDi UMKM diluncurkan Agustus
Menurut dia bukan hanya pada masa pandemi COVID-19 saja hal itu dilakukan, karena tren pasar ke depan nanti konsumen akan lebih senang belanja dengan daring (online).
Ia menuturkan sekitar 97 persen wilayah Indonesia sudah bisa diakses dengan internet.
"Jadi sebenarnya yang harus kita siapkan UMKM agar bisa masuk ke pasar yang lebih besar, di manapun. Di pelosok desa pun sekarang sudah bisa berjualan ke 97 persen wilayah Indonesia," katanya.
Selain tersambung dengan pasar digital, katanya UMKM bisa bertahan yakni yang berhasil melakukan adaptasi dan inovasi produk.
"Saya kira banyak pengusaha atau perajin batik yang awal-awalnya tidak bisa jualan karena tidak ada permintaan, tetapi begitu banting setir memproduksi pakaian rumah, daster, celana pendek, dan lainnya maka permintaan meningkat," katanya.
Baca juga: Pasar properti secara digital dinilai bakal lebih semarak
Begitu juga di sektor makanan dan minuman, misalnya ketika banyak restoran tutup kemudian mereka membuat produk setengah jadi atau siap saji justru laku luar biasa.
"Artinya, inovasi produk dan adaptasi dengan situasi baru dibutuhkan dalam kondisi seperti sekarang. Yang bisa beradaptasi kalau yang online 13 persen, yang belum tahu datanya yang melakukan inovasi produk, saya kira cukup besar juga," katanya.
Menurut dia berapa pun nilai pemulihan ekonomi nasional yang pemerintah gelontorkan saat ini tidak akan pernah bisa menghela ekonomi dalam waktu dekat, karena memang daya beli betul-betul turun.
"Konsumsi masyarakat turun dan mungkin masyarakat sekarang terbatas untuk belanja kebutuhan makanan dan minuman," katanya.
Ia menyampaikan waktu untuk memulihkan tergantung pada sejauh mana bisa segara mengatasi COVID-19.
"Jangan sampai ada gelombang kedua, kalau ada gelombang kedua ini resesi panjang, karena itu kita yang penting disiplin jangan ada yang menganggap enteng, gunakan masker terus, protokol kesehatan harus dipatuhi," katanya.
Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020