Berkat keberhasilan mengembangkan dan melestarikan berbagai jenis tamanan yang tumbuh subur dan lebat, menjadikan kawasan itu menjadi rujukan studi banding para ahli mancanegara, kata Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Bali Anak Agung Ngurah Buana di Denpasar Jumat.
Ia mengatakan, selain para ahli yang datang dari sejumlah negara di belahan dunia yang ingin meniru keberhasilan pengembangan hutan bakau, juga datang dari sejumlah daerah di Indonesia.
Rombongan para ahli yang pernah melihat dari dekat kawasan bakau Taman Raya Bali Selatan antara lain dari Jepang, Jerman, Pilipina, Italia dan Amerika Serikat.
Delegasi Pilipina misalnya, beranggotakan sebelas orang yang terdiri atas para ahli hutan bakau untuk studi banding mengenai pengelolaan lingkungan, khususnya kawasan pesisir.
Delegasi yang dipimpin penasehat ahli Masalah Lingkungan Pesisir Pilipina Rolando L. Metin dalam kunjungannya ke Bali melihat dari dekat pengembangan hutan bakau.
Demikian pula delegasi dari negara lainnya secara khusus mengadakan pertemuan dengan pihak Balai Pengelola Hutan Mangrove, dan Dinas Kehutanan Bali serta melihat dari dekat berbagai kegiatan di kawasan tersebut.
AAN Buana menambahkan, Bali menjadi proyek percontohan pengembangan hutan bakau, kerjasama Departemen Kehutanan RI dengan "Japan International Cooperation Agency-JICA" di kawasan mangrove Suwung, Bali Selatan.
Proyek yang dimulai sejak tahun 1993 itu dinilai cukup berhasil mengembangkan dan melestarikan berbagai jenis tamanan, bahkan beberapa diantaranya mengandung potensi sebagai bahan obat-obatan untuk menyembuhkan penyakit.
Kawasan seluas 1.343,5 hektar itu ditata sedemikian rupa, dihubungkan dengan jalan setapak, sehingga menjadi tempat rekreasi bagi masyarakat kota Denpasar maupun wisatawan mancanegara.
Masyarakat setempat juga biasa menjadikan kawasan hutan bakau sebagai tempat rekreasi seperti memancing ikan.
Kawasan hutan bakau lokasinya memanjang di pesisir selatan pantai Bali, di sekitar kawasan Pelabuhan Benoa hingga dekat bandara Ngurah Rai, penanamannya masih terus dilakukan secara berkesinambungan.
Kawasan hutan bakau yang ditangani secara intensif oleh 42 tenaga, separuh diantaranya tenaga teknis Balai Pengelolaan Hutan Mangrove serta dua tenaga ahli dari Jepang, tuturnya.
Bali memiliki kawasan hutan bakau seluas 1.373 hektar, hingga kini masih terus diupayakan penanaman dan pemeliharaan, dengan harapan mampu berfungsi sebagai "paru-paru" kota.
(*)
Pewarta: handr
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009