“JICA sudah berjanji kepada kami untuk mendesain master plan kota baru Patimban. Kita berharap (ada) muntahan ekonomi, karena saya sedang menghitung multiplier effect dari Patimban," kata Kang Emil dalam rapat bersama Menhub RI Budi Karya Sumadi melalui video conference dari Gedung Pakuan, Kota Bandung, Jumat.
Kang Emil mempunyai keinginan agar Patimban menjadi pelabuhan terbaik di Indonesia, bahkan Asia Tenggara. Selain itu, dirinya juga berharap Patimban bisa mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan, apalagi pelabuhan tersebut masuk ke dalam segitiga emas Jabar di masa depan, yakni Rebana (Cirebon-Subang-Majalengka).
Untuk itu, Kang Emil mengaku pihaknya sudah melakukan pembicaraan dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) terkait desain master plan kota baru Patimban.
"Untuk kegiatan pelabuhan ini akan sangat luar biasa, akan hadir ribuan pekerjaan, pertumbuhan-pertumbuhan ekonomi turunan dari kegiatan (di pelabuhan), termasuk rencana kami ingin membangun politeknik kemaritiman,” tambahnya.
Terkait politeknik kemaritiman, Kang Emil berujar bahwa hal itu bertujuan mendorong pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) warga Kabupaten Subang maupun Jabar pada umumnya agar turut meningkatkan pengetahuan kemaritiman sehingga hadirnya Pelabuhan Patimban bisa membawa manfaat bagi warga.
Pemerintah Provinsi Jabar pun bekerja sama dengan pihak swasta dari Glasgow College of Maritime, Skotlandia, Inggris, untuk menghadirkan politeknik kemaritiman di Patimban.
“Itulah kenapa master plan Patimban di luar keteknisan pelabuhannya perlu segera kita imajinasikan, sehingga tata ruang, investasi, dan hal-hal seperti ini bisa kami kebut juga,” ujar Kang Emil.
Baca juga: Peluncuran awal Pelabuhan Patimban ditargetkan awal November 2020
Sementara itu, Menhub RI Budi Karya Sumadi mendukung rencana Kang Emil untuk menggelar pertemuan dengan JICA terkait desain master plan kota baru Patimban.
“Saya setuju untuk melakukan pertemuan dengan JICA. Paling tidak kalau belum ada master plan-nya kita diskusi tentang apa saja yang harus dilakukan. Mungkin kita bisa membuat term of reference bagi kota Patimban,” kata Budi.
Terkait pembangunan politeknik kemaritiman, Budi berujar, perlu dilakukan juga kerja sama dengan perguruan tinggi yang ada di Bandung untuk mendirikan program studi kemaritiman di Patimban dengan pertimbangan bahwa membangun Politeknik Kemaritiman yang baru diperlukan waktu dan anggaran dari APBN.
“Memang kalau membangun politeknik itu dibutuhkan anggaran APBN. Seperti diketahui APBN kita semakin sedikit. Saya mengusulkan agar tahun ajaran depan bisa dilakukan kerja sama dengan ITB atau Unpad dimana prodi kemaritiman ini kita supply,” kata Budi.
“Selain itu, supaya kita tidak lama membangun, karena membangun (politeknik) itu minimal tiga tahun. Jadi, saya usulkan kita langsung saja, sehingga tahun ajaran baru sudah ada prodi kemaritiman itu dan mayoritas kita minta warga dari Subang yang jadi mahasiswa di situ,” ujarnya.
Baca juga: Denda tak pakai masker di Jabar Rp100 ribu hingga Rp500 ribu
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2020