Sejumlah nasabah mengakui terbantu dengan adanya pinjaman dari perusahaan pembiayaan berbasis digital Akulaku Finance Indonesia beserta restrukturisasi kredit yang diberikan saat pandemi.Selama pandemi COVID-19 ini, saya merasa masih mendapat kemudahan. Hal ini dikarenakan cicilan barang saya ke Akulaku direstrukturisasi. Kewajiban saya diskip dulu selama sebulan cicilannya. Jadi baru bayar lagi di bulan depan
Seorang pedagang kecil Ani Nurwanti yang berjualan perlengkapan alat tulis kantor (ATK) dan makanan ringan untuk siswa di salah satu Madrasah Aliyah Negeri (MAN) di Subang.
Dalam pernyataan yang diterima Antara di Jakarta, Sabtu, disebutkan bahwa Ani mencari modal usaha untuk kantin di sekolah dan membeli barang melalui platform kredit digital Akulaku Finance. Namun, ketika sekolah diliburkan karena kasus positif COVID-19 terus melonjak di Indonesia, geliat usahanya kemudian terhenti.
Uang yang telah dipinjam untuk modal berjualan di kantin sekolah akhirnya terpaksa digunakan Ani untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hal ini tentunya disebabkan oleh kondisi yang tidak memungkinkan untuk berjualan.
"Selama pandemi COVID-19 ini, saya merasa masih mendapat kemudahan. Hal ini dikarenakan cicilan barang saya ke Akulaku direstrukturisasi. Kewajiban saya diskip dulu selama sebulan cicilannya. Jadi baru bayar lagi di bulan depan," ujar Ani.
Memang diakuinya, dalam mendapatkan restrukturisasi kredit tersebut, Ani mengatakan harus mengurus persyaratan dulu sesuai dengan yang tertera di aplikasi perusahaan itu. Akan tetapi, lanjut Ani, pengajuan tersebut tidaklah sulit.
Ani menuturkan, dalam hal penyelesaian kewajiban, perusahaan tersebut tidak mengedepankan cara yang arogan. Menurut dia, perusahaan tersebut lebih memahami kebutuhan dan kondisi para pedagang saat pandemic COVID-19 ini.
"Mereka nggak terlalu neken banget minta cicilannya, nggak nelponin berkali-kali. Apalagi sekarang keadaan lagi sulit, cicilan per bulan bisa dibayar secara bertahap. Cicilan per bulan, tapi pembayaran cicilannya juga bisa dicicil, jadi kalau ada uang masukin buat bayar cicilan. Kebantu banget buat pedagang yang pemasukannya tiap hari," kata Ani.
Hal senada disampaikan seorang mitra ojek online Bangun Elbayan, yang juga memanfaatkan platform kredit digital Akulaku Finance.
Elbayan menuturkan, ia mengenal Akulaku dari unggahan di Facebook. Kemudian, timbul niatnya untuk mencoba melakukan pinjaman melalui platform kredit digital tersebut. Elbayan mengaku berani mencoba lantaran syarat yang tidak rumit.
"Persyaratan lumayan mudah. Saya kalau minjem ya sesuaikan dengan kemampuan membayar. Jadi nggak ada masalah," ujar Elbayan.
Akulaku Finance merupakan platform kredit digital yang menyediakan fasilitas pembelanjaan menggunakan cicilan. Saat pandemi COVID-19, perusahaan tersebut diketahui menaati arahan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan menjalankan restrukturisasi kredit guna meringankan beban kewajiban nasabahnya yang terdampak.
Restrukturisasi tersebut merupakan kebijakan yang diterbitkan oleh OJK, sebagai lembaga pengawas industri keuangan Indonesia. Kebijakan itu salah satunya bertujuan untuk meringankan beban cicilan para nasabah lembaga keuangan di Indonesia.
Hingga Juli 2020, Akulaku Finance diketahui telah merestrukturisasi 13.876 debitur dengan total pinjaman mencapai Rp47,3 miliar. Dengan angka itu, secara keseluruhan nasabah yang mengajukan keringanan mencapai 36.478 nasabah.
Baca juga: Realisasi penyaluran dana pemerintah di bank Himbara Rp49,65 triliun
Baca juga: Restrukturisasi Adira capai Rp17,4 triliun hingga akhir Juni
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020