Pos Pengamatan Gunung Api Sinabung Badan Geologi dan PVMBG dalam rilisnya yang diterima di Medan, Sabtu, menyampaikan erupsi kali ini merupakan yang pertama di masa pandemi COVID-19 sejak 9 Juni 2019 dengan melontarkan abu vulkanik kurang lebih 7.000 meter di atas puncak atau kurang lebih 9.460 meter di atas permukaan laut.
Baca juga: KSP inisiasi sinergi tangani pengungsi erupsi Gunung Sinabung
Baca juga: Pemkab Karo bagikan masker untuk warga desa terpapar erupsi Sinabung
Kolom abu teramati berwarna kelabu hingga coklat dengan intensitas sedang hingga tebal condong ke arah timur.
Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 120 mm dan durasi lebih kurang 1 jam 44 detik.
Saat ini Gunung Sinabung berada pada Status Level III (Siaga) dengan rekomendasi masyarakat dan pengunjung/wisatawan agar tidak melakukan aktivitas di desa-desa yang sudah direlokasi.
Selain itu, warga atau pengunjung juga dilarang berada di lokasi dalam radius radial 3 km dari puncak Gunung Sinabung serta radius sektoral 5 km untuk sektor selatan-timur, dan 4 km untuk sektor timur-utara.
Baca juga: BPBD: warga sudah terbiasa melihat erupsi Gunung Sinabung
Jika terjadi hujan abu, masyarakat diimbau memakai masker bila keluar rumah untuk mengurangi dampak terhadap kesehatan dari abu vulkanik. Mengamankan sarana air bersih serta membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang lebat agar tidak roboh.
Selain itu, masyarakat yang berada dan bermukim di dekat sungai-sungai yang berhulu di Gunung Sinabung agar tetap waspada terhadap bahaya lahar.
Pewarta: Septianda
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020