• Beranda
  • Berita
  • Kementan sarankan Belitung integrasikan perkebunan lada dan kopi

Kementan sarankan Belitung integrasikan perkebunan lada dan kopi

8 Agustus 2020 15:27 WIB
Kementan sarankan Belitung integrasikan perkebunan lada dan kopi
Kebun lada di Desa Badau, Belitung (babel.antaranews.com/kasmono)

Jika ingin mencari tambahan lain mungkin bisa mengatur pola tanam, kalau selama ini hanya lada saja mengapa tidak dicoba dengan kopi.


Kementerian Pertanian menyarankan Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mengintegrasikan perkebunan lada dan kopi sehingga memberikan pendapatan baru bagi petani di daerah itu.

"Jika ingin mencari tambahan lain mungkin bisa mengatur pola tanam, kalau selama ini hanya lada saja mengapa tidak dicoba dengan kopi," kata Direktur Tanaman Semusim dan Rempah Ditjen Perkebunan Kementan, Hendratmojo Bagus Hudoro di Badau, Belitung, Sabtu.

Menurut dia, Kementerian Pertanian mulai mencoba mengintegrasikan tanaman lada dengan tanaman lainnya seperti kopi.

Baca juga: Kementan kucurkan Rp12 miliar untuk pertanian Bangka Selatan

Sehingga, kata dia, ketika harga lada turun maka petani masih dapat terbantu dengan harga jual kopi yang lebih baik dari lada.

"Ini bisa digarap namun harus siapkan konsep dulu harus seperti apakah misalnya lada nanti sebagai komoditas unggulan memang untuk diangkat ke permukaan," ujarnya.

Bagus menambahkan, di Belitung potensi produk olahan kopi juga cukup menjanjikan pasalnya jumlah kedai-kedai kopi di daerah itu menjamur

"Kedai kopi mulai banyak sedangkan bahan baku tidak ada kalau cocok mengapa tidak kita integrasikan kopi dan lada misalnya kopi kintamani ada aroma jeruk nanti mungkin di sini ada kopi aroma lada," katanya.

Baca juga: Menteri Koperasi UKM lepas ekspor 45 ton lada Babel ke Jepang

Dikatakan dia, sebagai daerah pariwisata maka Belitumg sebaiknya harus memiliki produk dari kearifan lokal yang ditawarkan kepada setiap wisatawan.

Untuk itu, ia mendorong pemerintah daerah setempat dapat segera mewujudkan konsep tersebut dikarenakan potensinya cukup menjanjikan. "Masa kita punya potensi tetapi kita masih mengambil produk dari luar," ujarnya.

Pewarta: Kasmono
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020