Jacinda Ardern meluncurkan kampanye untuk pencalonan kembali dirinya dalam pemilihan Perdana Menteri Selandia Baru yang disebutnya sebagai "pemilu COVID", dengan menjanjikan lapangan pekerjaan dan pertumbuhan ekonomi yang saat ini terdampak wabah.Ketika orang-orang bertanya, apakah ini adalah pemilu COVID, jawaban saya adalah iya,
"Skema Flexi-wage (gaji fleksibel) adalah program kunci dalam rencana ekonomi kami untuk membantu pelaku usaha kembali pulih, juga untuk menyediakan lapangan kerja bagi mereka yang kehilangan pekerjaan karena wabah COVID-19," kata Ardern di hadapan para pendukungnya dalam kampanye Partai Buruh di Auckland, Sabtu.
Tokoh politik berusia 40 tahun itu saat ini berada di atas angin untuk dapat memenangkan pemilu yang dijadwalkan pada 19 September mendatang, berdasarkan jajak pendapat menjelang pemilu.
Baca juga: Popularitas Jacinda Ardern naik berkat sikap tangani wabah
Baca juga: Jacinda Ardern optimistis terhadap penanganan corona di Selandia Baru
Ardern juga mendapat pengakuan internasional atas sikapnya dalam menangani pandemi COVID-19 di Selandia Baru yang dianggap berhasil, karena telah menekan jumlah infeksi di angka 1.500 kasus dan kini telah membuka kembali perekonomian negara.
Hari ini adalah hari ke-99 sejak negara itu terakhir kali mengonfirmasi kasus penularan lokal virus corona, sementara banyak negara yang masih berjuang menekan angka penularan, ataupun ada yang memasuki gelombang kedua wabah ini.
"Ketika orang-orang bertanya, apakah ini adalah pemilu COVID, jawaban saya adalah iya," ujar Ardern pada kampanye yang sama.
Dalam orasi pada kampanye pertamanya, Ardern menjanjikan skema 311 juta dolar Selandia Baru (setara Rp3 triliun) dengan target memberikan kesempatan kepada 40.000 orang Selandia Baru untuk kembali bekerja, jika partainya kembali menang dalam pemilu.
Pendanaan tersebut juga ditujukan kepada pelaku usaha dengan subsidi rata-rata sebesar 7.500 dolar Selandia Baru (setara Rp73 juta), serta hingga sebesar 22.000 dolar Selandia Baru (setara Rp213 juta) untuk mempekerjakan penganggur.
"Jika dari dulu saya diberi tahu bahwa peluncuran (kampanye) pada 2020 akan dilakukan di tengah-tengah pandemi global dengan kondisi wilayah negara kita yang tertutup, saya pasti akan telah menganggapnya sangat sulit dimengerti," ujar Ardern, perdana menteri termuda dalam sejarah Selandia Baru dan perempuan ketiga yang menduduki jabatan itu.
Sumber: Reuters
Baca juga: Partai oposisi Selandia Baru tunjuk pimpinan dua bulan sebelum pemilu
Baca juga: Menkes Selandia Baru mengundurkan diri setelah dikritik ihwal COVID-19
Pewarta: Suwanti
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020