Sekolah harus menjadi tempat terakhir yang ditutup jika terjadi karantina wilayah lokal, ujar dia.
"PM menekankan (dalam pertemuan Kamis) bahwa kerugian bagi pendidikan anak-anak dengan tidak bersekolah serta kesehatan mental mereka jauh lebih merusak daripada risiko rendah yang ditimbulkan (oleh virus corona), yang akan dikelola sekolah dengan hati-hati, " kata surat kabar The Sunday Times, yang mengutip satu sumber.
Sebuah studi yang diterbitkan pada Selasa (4/8) menyebutkan bahwa Inggris menghadapi risiko gelombang kedua COVID-19 musim dingin ini dua kali lebih besar dari wabah awal jika membuka kembali sekolah secara penuh waktu tanpa meningkatkan sistem pengujian dan pelacakan.
Sekolah-sekolah di Inggris ditutup pada Maret selama karantina wilayah nasional, kecuali untuk anak-anak pekerja esensial.
Sekolah-sekolah di negara itu dibuka kembali pada bulan Juni untuk sebagian kecil jumlah siswa.
Pemerintah ingin semua siswa kembali ke sekolah pada awal September.
PM Johnson menyebut pembukaan sekolah pada awal September sebagai prioritas nasional.
Sumber: Reuters
Baca juga: Inggris bagikan jutaan alat tes, mampu deteksi corona dalam 90 menit
Baca juga: Inggris tanda tangani kesepakatan dengan Pfizer untuk vaksin COVID-19
Baca juga: Cegah kebangkitan corona, Inggris tingkatkan dana perawatan kesehatan
Kembali ke sekolah, beda pandangan antara orang tua, guru dan murid
Pewarta: Azis Kurmala
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020