Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho mendorong sektor pariwisata dan UMKM di Kabupaten Bangli agar saat bertransaksi dapat berbasiskan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS), sejalan dengan upaya membangkitkan perekonomian di tengah pandemi COVID-19.Untuk QRIS kami rasa ini menjadi jawaban dalam kita menerapkan tatanan kehidupan Bali era baru karena tidak perlu sentuhan dalam bertransaksi
"Tidak hanya daya tarik pariwisata dan UMKM yang transaksinya dapat di-QRIS-kan, termasuk pengeluaran dan penerimaan pemerintah daerah, jasa transportasi, penyaluran dan bansos. Pada akhirnya ini dapat meningkatkan PAD karena semuanya sudah tercatat dan tidak ada yang bocor," kata Trisno saat menyampaikan sambutan dalam acara bertajuk "Digitalisasi Wisata dan UMKM Bangli Berbasis QRIS BPD Bali Mobile, di Panelokan, Kintamani, Bangli, Minggu.
Meskipun dalam kondisi pandemi COVID-19, lanjut dia, di Bangli yang daerahnya subur dengan produksi pertanian unggulan seperti kopi, bawang merah, cabai, dan jeruk namun tetap bisa bertahan. Belum lagi dengan kawasan wisata Kintamaninya yang sudah ramai sejak awal Juli 2020.
Trisno menambahkan, jika melihat rilis PDRB Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, menunjukkan bahwa pertumbuhan positif selama pandemi COVID-19 masih terdapat pada kategori A (Pertanian, Kehutanan dan Perikanan) yang bersumber dari meningkatnya nilai tambah sub kategori tanaman pangan. Sementara lapangan usaha yang terkait dengan aktifitas pariwisata (penyediaan akomodasi dan makan minum) menghadapi kontraksi/pertumbuhan negatif yang cukup berat.
"Untuk pertanian dalam arti luas kontribusinya di PDRB sekarang sudah 15,68 persen, sedangkan akomodasi makan dan minum sebesar 17 persen. Sementara sebelum pandemi, pertanian hanya 13 persen dan akomodasi, makan, minum sebesar 22 persen. Jadi, sudah mulai ada perubahan struktur ekonomi Bali," katanya pada acara yang juga dihadiri Bupati Bangli I Made Gianyar dan Giri Adnyani selaku Sekretaris Kementerian Parekraf/Sekretaris Utama Badan Parekraf itu.
Trisno berpandangan jika ini bisa terus bertahan lewat pertanian dengan UMKM-nya bisa terus didorong dan pariwisatanya dibangkitkan, sehingga nantinya ketika terjadi apa-apa pada pariwisata, pertanian bisa tetap menopang ekonomi Bali.
Selain itu, ujar Trisno, tatanan kehidupan era baru tidak hanya mengedapankan pada protokol kesehatan berupa pakai masker, cuci tangan dan jaga jarak, tetapi juga harus mencakup kegiatan penyelesaian transaksi pembayaran tanpa kontak fisik secara non tunai atau berbasis digital yang antara lain dengan menggunakan QRIS
QRIS menjadi salah satu solusi alat pembayaran digital yang cepat, mudah, murah, dan aman serta dapat diaplikasikan di semua sektor, termasuk karena mendungkung aspek bersih (clean), health (sehat), safety (aman) dan kelestarian lingkungan (environment sustainability) yang meminimalkan kontak fisik dalam bertransaksi. Hal ini sejalan dengan himbauan WHO (World Health Organization) yang menghimbau masyarakat agar menggunakan contactless payment atau pembayaran nirsentuh.
Meskipun jumlah merchant QRIS di per 31 Juli 2020 mencapai 113.737 merchant atau meningkat 346 persen dibandingkan awal tahun, tetapi khusus untuk Kabupaten Bangli jumlahnya baru sekitar 1.800-an, sehingga kata Trisno masih perlu didorong.
Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati sangat bangga karena sektor pariwisata di Kabupaten Bangli sudah duluan bangkit sejak sebelum Juli 2020, padahal Pemprov Bali baru secara resmi membuka pariwisata untuk masyarakat lokal Bali pada 9 Juli lalu.
"Jika dibandingkan dengan di Ubud, Gianyar, sampai sekarang belum ada wisatawan domestik, tetapi di Kabupaten Bangli sudah ramai. Ini mungkin karena di sini ada Pura dan Gunung Batur yang menjadi episentrum kesejahteraan bagi Bali, mudah-mudahan vibrasi ini bisa menyebar ke seluruh Bali," ucapnya.
Wagub Bali pun menyatakan tetap optimistis untuk membuka pariwisata Bali bagi wisman pada 11 September mendatang, meskipun banyak faktor yang memengaruhi kedatangan wisman ke Bali seperti kondisi negara bersangkutan, penerbangan, hingga sejumlah regulasi.
"Untuk QRIS kami rasa ini menjadi jawaban dalam kita menerapkan tatanan kehidupan Bali era baru karena tidak perlu sentuhan dalam bertransaksi," ujarnya.
Direktur Utama BPD Bali I Nyoman Sudharma mengatakan kegiatan di Kabupaten Bangli ini merupakan rangkaian kegiatan pengenalann transaksi QRIS yang telah dilaksanakan bersama BI, OJK, Pemprov Bali dan pemerintah kabupaten.
"Dengan keluarnya SE Gubernur Bali No 3355, tentunya kita senantiasa melakukan perubahan mekanisme transaksi. Dengan QRIS, ini akan mempermudah pelaku usaha dan masyarakat dalam melakukan transaksi yang lebih sehat karena sudah nontunai," ucap Sudharma.
Pihaknya berharap setelah QRIS diperkenalkan, agar pemerintah daerah dan ASN dapat menjadi contoh, termasuk juga untuk sektor pertanian diupayakan transaksi nontunai.
Acara digitalisasi wisata dan UMKM di Bangli tersebut kemudian dilanjutkan kegiatan "Gowes Bersama" dari Kintamani, Kabupaten Bangli menuju Royal Pita Maha, Ubud, Kabupaten Gianyar.
Baca juga: BI: Penggunaan QRIS dorong percepatan kebangkitan ekonomi Bali
Baca juga: BI Bali: 108.573 "merchant" telah gunakan QRIS
Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020