• Beranda
  • Berita
  • Kalsel tertatih meningkatkan kesembuhan COVID-19

Kalsel tertatih meningkatkan kesembuhan COVID-19

10 Agustus 2020 00:21 WIB
Kalsel tertatih meningkatkan kesembuhan COVID-19
Tes usap massal di Banjarmasin yang digelar Polda Kalsel. (ANTARA/Firman)

Karena itu strategi 3T yaitu test, tracing dan treatment adalah menjadi salah satu kuncinya.

Anggota Tim Pakar untuk Percepatan Penanganan COVID-19 Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin,  Hidayatullah Muttaqin, SE, MSI, Pg.D mengatakan Kalimantan Selatan masih tertatih-tatih untuk menaikkan angka kesembuhan COVID-19.

"Memang tren kesembuhan pasien COVID-19 di Kalsel semakin menggembirakan, sebab jumlahnya terus bertambah melebihi jumlah pasien yang dirawat dan angka tingkat kesembuhannya atau case recovery rate (CRR) sudah lebih dari 50 persen," terang dia di Banjarmasin, Minggu.

Saat ini jumlah kesembuhan di Kalsel sudah mencapai angka 3.798 dengan CRR sebesar 58,63 persen.

Namun, menurut dia, diperlukan waktu yang lama untuk mendapatkan jumlah kesembuhan lebih besar dari jumlah pasien yang dirawat, yaitu 124 hari sejak kasus pertama pada 22 Maret 2020. Juga angka CRR masih di bawah CRR nasional. Artinya, tingkat kesembuhan COVID-19 Kalsel masih di bawah rata-rata tingkat kesembuhan nasional.

Taqin menyatakan perlu waktu 12 hari bagi Kalsel untuk menarik jumlah kesembuhan lebih tinggi dari angka kematian sejak kasus meninggal pertama pada 9 April 2020. Sementara untuk mengangkat jumlah kesembuhan dua kali lipat dari jumlah kematian diperlukan waktu 20 hari. Sedangkan untuk mencapai jumlah kesembuhan lima kali lipat dari jumlah kematian diperlukan 89 hari dan 107 hari untuk berada pada level 10 kali lipat.

Untuk meningkatkan angka kesembuhan, papar dia, selain peningkatan pelayanan kesehatan termasuk dari aspek psikologi pasien, juga diperlukan kecepatan dalam mendeteksi penduduk yang terinfeksi.

Jika keberadaan penduduk yang terinfeksi COVID-19 cepat diketahui, maka potensi kesembuhan pasien cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan yang terlambat ditangani.

"Karena itu strategi 3T yaitu test, tracing dan treatment adalah menjadi salah satu kuncinya. Strategi ini juga sangat penting untuk mengisolasi penyebaran COVID-19," timpal dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis ULM itu.

Kalimantan Selatan memang mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah pusat mengingat tingginya angka penyebaran kasus COVID-19. Bahkan, daerah yang hanya berpenduduk 4.303.979 jiwa ini menduduki peringkat ke-6 kasus tertinggi di Indonesia.

Berdasarkan data Gugus Tugas Pencegahan, Pengendalian, dan Penanganan COVID-19 di Kalimantan Selatan, pertanggal 8 Agustus 2020 kasus terkonfirmasi positif di provinsi itu berjumlah 6.617 orang, 2.290 masih dirawat, 4.021 sembuh dan 306 meninggal dunia.
 

Pewarta: Firman
Editor: Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2020