Koala dan Penguin Terancam Punah

15 Desember 2009 11:19 WIB
Koala dan Penguin Terancam Punah
(istimewa)
Jakarta (NTR News) - Perubahan iklim mengancam kelangsungan hidup puluhan spesies hewan mulai dari penguin emperor sampai kepada koala australia, demikian laporan yang disiarkan Senin, dalam pertemuan puncak PBB mengenai iklim.

Naiknya permukaan air laut, meningkatnya keasaman air samudra dan menyusutnya es kutub merenggut korban besar pada bermacam spesies yang sudah berjuang menanggulangi polusi dan penyusutan habitat, kata studi tersebut International Union for the Conservation of Nature (IUCN), satu kelompok antar-pemerintah.

"Manusia bukan satu-satu makhluknya yang nasibnya tergantung di sini di Kopenhagen, tapi sebagian spesies favorit kita juga menghadapi kemerosotan akibat buangan CO2 kita," kata Wendy Foden, peneliti IUCN dan penulis bersama studi itu, sebagaimana dilaporkan kantor berita Prancis, AFP.

Laporan tersebut merinci bagaimana perubahan iklim merusak kelangsungan hidup 10 spesies, termasuk penyu learhterback, ikan paus beluga, clownfish, penguin emperor, dan salmon.

Hewan mirip beruang yang menjadi ikon Austalia, koala, menghadapi kekurangan gizi dan kelaparan saat kualitas daun eucalyptus merosot saat tingkat CO2 bertambah, kata laporan tersebut.

Spesies kutub mengalami pukulan yang paling keras, katanya.Anjing laut dipaksa bergerak lebih jauh ke utara saat es laut tempat yang diandalkannya untuk membesarkan anak mereka yang rentan berkurang setiap dasawarsa.

Penguin emperor, yang sangat pandai menyesuaikan diri guna berjuang hidup dalam kondisi Kutub Selatan, yang sangat berat, menghadapi masalah serupa.

Berkurangnya lapisan es membuat keadaan jadi lebih berat untuk mereka kawin dan membesarkan anak, dan telah mengakibatkan kemerosotan tajam kelangsungan hidup "kril" --hewan laut bertulang punggung yang mirip udang-- sumber pangan utama penguin emperor.

Karena "tundra", yang dulu beku, membuka jalan bagi hutan, rubah berbulu merah yang biasa hidup di sana pindah ke arah utara --tempat hewan itu berburu dan bersaing dengan sepupunya yang lebih langka.

"Tundra" adalah Biome, daerah yang serupa tempat pohoh tumbuh, terhalang oleh temperatur rendah dan musim tumbuh yang singkat.

Ikan paus beluga menghadapi ancaman ganda akibat pemanasan global: hilangnya es laut membuatnya kesulitan menemukan mangsa, dan terbukanya jalur baru pelayaran tampaknya mengakibatkan terjangan mematikan oleh kapal, seperti yang terjadi di tempat lain.

"Bagi sangat banyak keragaman hayati, perubahan iklim adalah ancaman tambahan yang besar," kata Jean-Christophe Vie, Wakil Kepala Program Sains IUCN.

Di wilayah tropis, lebih dari 160 spesies terumbu karang --dan puluhan juta orang yang bergantung pada terumbu karang yang sehat bagi sumber nafkah mereka-- sekarat akibat meningkatnya keasaman samudra, akibat langsung dari menghangatnya air laut.

Buat ikan badut (clownfish), yang diangkat ke layar lebar oleh Hollywood di dalam animasi blockbuster "Finding Nemo", berubahnya ekosistem merusak keseimbangan daya penciuman, yang mereka gunakan untuk menemukan tanaman laut yang mereka andalkan sebagai tempat perlindungan.

Simpanan ikan salmon merosot bukan hanya akibat penangkapan secara berlebihan tapi juga karena rendahnya tingkat oksigen karena peningkatan temperatur mendorong kerentanan terhadap penyakit dan mengganggu perkembang-biakan.

Pembicaraan iklim PBB bertugas menempa penyelesaian yang langgeng bagi pemanasan global dan membantu negara miskin menangani konsekuensinya. Pembicaraan tersebut dijadwalkan berakhir dengan pertempuan tingkat tinggi pada Jumat dan dihadiri oleh sebanyak 120 kepala negara dan pemerintah.(*)

Pewarta: luki
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009