• Beranda
  • Berita
  • Kemendikbud luncurkan tujuh program kemitraan vokasi dan industri

Kemendikbud luncurkan tujuh program kemitraan vokasi dan industri

10 Agustus 2020 19:47 WIB
Kemendikbud luncurkan tujuh program kemitraan vokasi dan industri
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Wikan Sakarinto di Jakarta, Senin (10/8). (ANTARA/Indriani)

keseluruhan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi memiliki sekitar 40 program dengan anggaran Rp3,5 triliun

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) meluncurkan tujuh Program Kemitraan Pendidikan Tinggi Vokasi (PTV) dengan Industri, Dunia Usaha dan Dunia Kerja (Iduka) 2020.

Program itu merupakan inisiasi Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Direktorat Mitras DUDI), Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud dalam rangka membangun (SDM) nasional yang berbasis pada kemitraan berkelanjutan antara Pendidikan Tinggi Vokasi dengan Iduka.

"Hari ini Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri meluncurkan tujuh program kemitraan, namun secara keseluruhan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi memiliki sekitar 40 program dengan alokasi anggaran mencapai Rp3,5 triliun," ujar Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud, Wikan Sakarinto, dalam Webinar Praktik Baik Vokasi dan Industri, Senin.

Baca juga: Kemendikbud targetkan 90 persen vokasi "nikah massal" dengan industri

Sebanyak tujuh program yang diluncurkan pada penguatan kemitraan serta penyelarasan antara pendidikan vokasi dengan industri, bertujuan untuk memberikan ruang-ruang interaksi antara PTV dengan Iduka. 

Tujuh program yang diluncurkan pada tahun 2020, meliputi Program Kemitraan Pendidikan Tinggi Vokasi dengan Iduka , Program Pengembangan Penilaian Mutu Pendidikan tinggi Vokasi Berstandar Iduka, Program Penguatan dan Pengembangan Pusat Karier di Perguruan Tinggi Vokasi.

Selain itu Program Penguatan Perguruan Tinggi Vokasi dalam Melaksanakan Rekognisi Pembelajaran Lampau di Bidang Prioritas, Program Penguatan Humas Kemitraan Industri Dunia Usaha dan Dunia Kerja. Program Penyelarasan Kurikulum dan Sarana Prasarana Pendidikan Vokasi dengan IDUKA, dan Program Kampus Pendamping Kemitraan.

Baca juga: Kemendikbud: Kurikulum syarat utama dalam "pernikahan massal"

Wikan menambahkan selain industri besar, pihaknya juga mendorong kerja sama PTV dengan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), terutama dalam pengembangan produk serta transfer ilmu pengetahuan dan teknologi.

Tidak hanya itu, peningkatan kapasitas SDM internal pendidikan tinggi vokasi juga diupayakan melalui program Penguatan Humas Kemitraan Industri Dunia Usaha dan Dunia Kerja serta Program Penguatan dan Pengembangkan Pusat Karier di Perguruan Tinggi Vokasi.

Program-program tersebut, lanjut Wikan, diharapkan dapat menyukseskan "pernikahan massal" yang sebelumnya sudah digagas oleh Kemendikbud. Bagi PTV yang ingin mengajukan usulan program, dapat mengakses informasi pada laman https://program.mitrasdudi.id/.

Wikan menambahkan, dalam paket "Pernikahan Massal" pendidikan vokasi dengan IDUKA, penyelarasan kurikulum menjadi poin yang paling penting. Kurikulum harus menjamin agar lulusan vokasi ketika menamatkan studi sudah memiliki budaya kerja yang baik dan profesional.

"Kurikulum itu jangan sekadar kompetensi teknis tetapi juga kompetensi nonteknis serta sikap juga diperlukan," jelas dia.

Dalam kesempatan itu, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melakukan penandatanganan MoU dengan Otto von Guericke Universitaet – Magdeburg, Jerman dalam peningkatan kualifikasi lulusan vokasi di jenjang Master, pertukaran pengajar melalui aktivitas kolaboratif, termasuk di dalamnya riset bersama, serta kesempatan konferensi, simposium, lokakarya dan seminar.

Baca juga: Dirjen : Kurikulum vokasi harus disusun bersama dengan industri

"MoU ini merupakan peluang baik kerja sama pengembangan SDM Indonesia dengan salah satu Universitas di Jerman. Dengan MoU ini, kita bisa melaksanakan sirkulasi ilmu pengetahuan, inovasi sekaligus membuka pengalaman terkait kerja sama antara PTV dengan Industri," tutur Dirjen Wikan.

Sedangkan praktik baik kemitraan PTV dan IDUKA telah dijalankan oleh Politeknik Negeri Madiun dengan PT INKA sejak beberapa waktu lalu.

Direktur Pengembangan PT INKA, Agung Sedaju menjelaskan program "Pernikahan Massal" pendidikan vokasi sangat penting bagi industri. Pasalnya, masih banyak lulusan vokasi yang hanya memahami teori, namun belum memahami implementasi di dunia kerja.

"Pendidikan vokasi di Indonesia ini belum memenuhi standar dari apa yang dibutuhkan oleh dunia industri, sehingga lulusannya nanti masih perlu kami ajari lagi. Sedangkan kami membutuhkan lulusan yang sudah siap untuk bekerja, baik paham secara teori maupun praktik langsung," kata Agung.

Baca juga: Mendikbud tegaskan pentingnya sinergi pendidikan vokasi dan pebisnis


 

Pewarta: Indriani
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020