Dalam mengejar target bauran energi terbarukan nasional, PT Pertamina memberikan alokasi dana pengembangan EBT sebesar 17,6 miliar dolar hingga 2026.Untuk mencapai 23 persen, kita perlu kapasitas EBT pada 2020 sekitar 20.000 MW, sehingga gap ini cukup signifikan dan perlu ada upaya-upaya percepatan
Dalam diskusi virtual di Jakarta, Senin, Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati menjelaskan capaian terakhir pada 2019, bauran energi mencapai 9,15 persen.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif mengatakan bahwa pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) baru sebesar 2,5 persen dari total potensi yang ada.
Arifin Tasrif mengatakan potensi total EBT di Indonesia mencapai 417,8 giga watt (GW).
Namun berdasarkan data yang ada baru sebesar 10,4 GW yang bisa dimanfaatkan atau 2,5 persennya. Berbagai potensi tersebut termasuk energi samudera, panas bumi, bio energi, bayu, air dan surya.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat realisasi bauran Energi Baru dan Terbarukan (EBT) hingga triwulan pertama tahun ini baru mencapai 11,51 persen dari target pemerintah sebesar 23 persen pada tahun 2025.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM FX Sujiastoto mengakui bahwa butuh kerja keras yang luar biasa untuk mencapai target tersebut, mengingat jarak yang masih terlalu jauh antara realisasi dan target bauran EBT.
"Untuk mencapai 23 persen, kita perlu kapasitas EBT pada 2020 sekitar 20.000 MW, sehingga gap ini cukup signifikan dan perlu ada upaya-upaya percepatan," kata Sujiastoto.
Baca juga: Menteri ESDM: Pemanfaatan EBT masih minim, baru capai 2,5 persen
Baca juga: Perizinan lengkap, PLTB Sidrap Tahap II segera dibangun
Baca juga: Survei: Pembangkit tenaga angin diprediksi bertambah usai COVID-19
Baca juga: PLN terus tingkatkan porsi bauran pembangkit EBT
Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020