"Banjir bandang yang menerjang Desa Bolapapu masih menyisakan luka yang mendalam bagi korban," ucap anggota tim MRI ACT Sulteng, Afandi, di Sigi, Selasa.
Afandi mengatakan menerangkan berdasarkan data lapangan sementara bahwa, banjir bandang yang terjadi menyeret tiga unit rumah warga di desa itu, yang mengakibatkan warga kehilangan tempat tinggal.
"Banjir yang terjadi pada Sabtu malam itu, mengakibatkan tiga rumah hanyut serta 12 rumah lainnya rusak berat," ungkap dia.
Baca juga: Camat: Pengungsi korban banjir Kulawi butuh air dan selimut
Baca juga: BPBD: Sulteng masih dibayangi banjir
Dari hasil laporan Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Kabupaten Sigi, tercatat sebanyak 462 jiwa warga mengungsi. Mereka terdiri dari warga Dusun satu dan dua.
"Saat ini mereka tersebar di rumah-rumah kerabat, tidak ada satu pun yang mendirikan kamp pengungsian," ujar Afandi.
Para korban saat ini sangat membutuhkan bantuan pangan dari para dermawan, khususnya bagi korban yang rumahnya hanyut dan rusak berat.
"Kami berharap para dermawan bisa menyisihkan sedikit rezekinya untuk para korban banjir Kulawi," harapnya.
Pascabanjir akses darat untuk memasuki wilayah tersebut terputus, kini Pemkab Sigi mulai membuka akses darat sehingga kendaraan roda empat bisa melintasi jalan di kawasan itu..
Korban bencana alam banjir bandang di Kulawi menyatakan siap untuk direlokasi ke tempat permukiman baru demi keselamatan jiwa mereka, sebab lokasi permukiman lama sering dilanda bencana alam.
"Warga pada umumnya menyatakan kesediaan untuk pindah ke lokasi permukiman yang benar-benar aman dari ancaman bencana alam banjir dan tanah longsor," kata Camat Kulawi, Rolly Bagalatu.
Ia mengatakan untuk segera pindah ke lokasi baru itu tak semudah membalikkan telapak tangan.
"Ya butuh waktu cukup lama. Tetapi yang terpenting adalah masyarakat yang menginginkan untuk direlokasi," kata Rolly.*
Baca juga: Banjir di Bolapapu karena intensitas hujan tinggi
Baca juga: Pemkab Sigi kerahkan alat berat ke lokasi banjir di Kulawi
Pewarta: Muhammad Hajiji
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020