Wali Kota Jakarta Pusat Bayu Meghantara melalui camat dan lurah mendata titik-titik evakuasi sebagai langkah antisipasi banjir akibat curah hujan yang diperkirakan memiliki intensitas tinggi dalam beberapa hari terakhir.fungsi pendataan itu dilakukan agar Pemkot Jakpus dapat mengantisipasi dan menyediakan titik-titik evakuasi yang setara jika terjadi banjir
"Jadi mulai sekarang sudah diinventarisir titik evakuasi banjir, karena waktu kita masih cukup panjang. Karena kalau sampai ada pengungsian ya tentu perlakuannya beda dengan kondisi COVID-19 ini," kata Bayu di Kantor Wali Kota Jakarta Pusat seusai Rapat Pimpinan selesai digelar, Selasa.
Baca juga: SDA DKI segera buat sistem penunjang informasi banjir
Lebih lanjut, Bayu mengatakan fungsi pendataan itu dilakukan agar Pemerintah Kota Jakarta Pusat dapat mengantisipasi dan menyediakan titik-titik evakuasi yang setara jika terjadi banjir di tengah pandemi COVID-19 di Ibu Kota.
"Misalnya seperti di Petamburan. Tahun lalu di Masjid Nur Islam lokasi itu jadi tempat evakuasi. (Sebelum pandemi COVID-19) itu bisa menampung 100 orang. Tapi sekarang tidak bisa karena hanya bisa 50 orang. Jadi harus dicari tempat lain yang sekelas itu lagi untuk menampung sisanya," kata Bayu.
Baca juga: Jakarta belum miliki alat ukur curah hujan
Diharapkan dengan menyediakan lokasi evakuasi banjir yang lebih banyak sebagai langkah antisipasi, maka masyarakat dapat tetap menjalankan penerapan protokol kesehatan.
"Dengan menyiapkan lokasi evakuasi yang setara, jadi kegiatan menjaga jarak dan protokol kesehatan masih bisa dilakukan (di pengungsian banjir) karena masih pandemi," kata Bayu.
Selain melakukan pendataan titik evakuasi, Bayu juga mengatakan pihaknya saat ini mulai memetakan titik-titik yang rawan terjadinya pohon tumbang untuk segera memangkas ranting atau cabang pohon lebih giat sebagai langkah antisipasi.
Baca juga: Akademisi sebut Jakarta Utara bakal "tenggelam"
"Kita kan mulai Agustus ini sudah ada peringatan hujan, bahkan dari Juli sempat ada hujan cukup besar. Jadi kita antisipasi, perubahan iklim di Jakarta Pusat khususnya di daerah rawan itu harus lebih diperhatikan," kata Bayu.
Meski sudah menyiapkan langkah antisipasi, Bayu memprediksikan curah hujan dengan intensitas tinggi akan mencapai puncaknya di bulan Januri-Februari 2021.
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2020