"Melalui program tersebut agar guru madrasah dapat meningkatkan kompetensi berbasis komunitas. Meski seluruh dunia terkena pandemi, guru madrasah tidak boleh berhenti berinovasi," kata Menag melalui jumpa pers daringnya, Rabu.
Baca juga: Menag: Empat syarat pembelajaran tatap muka di madrasah
Fachrul mengatakan dari sejumlah program peningkatan kompetensi guru madrasah masih banyak yang sifatnya atas ke bawah (up to bottom) daripada dari bawah ke atas (bottom to up).
Program Garda Kagum Kemenag, kata dia, agar dapat menumbuhkan ekosistem pemberdayaan guru madrasah dari bawah ke atas. Kendati demikian, banyak juga program yang tumbuh dari bawah tetap belum efektif. Maka Menag meminta jajarannya agar skema program komunitas itu memperhatikan tingkat efektivitas program.
Dia mengatakan pandemi COVID-19 memang mengubah berbagai kegiatan masyarakat. Akan tetapi, wabah tersebut tidak boleh menyurutkan visi mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan Islam, terutama dengan guru madrasah di dalamnya.
Baca juga: Menag dukung Bandara Radin Inten Lampung jadi embarkasi haji
"Meski kita serba terbatas tapi tidak boleh menyerah," kata dia.
Pada masa pandemi, kata Fachrul, Kemenag mengatur pendidikan Islam bisa dilakukan dengan berbagai cara seperti via daring, tatap muka dan kombinasi keduanya dengan meninjau kondisi bersyarat.
"Kita beri pilihan, bisa lanjut online, tatap muka atau kombinasi. Tatap muka dilakukan jika lingkungan, sekolah, guru dan murid aman COVID-19 dengan tetap ketat menerapkan protokol kesehatan. Salah satu saja dilanggar kita membuat klaster baru COVID-19," katanya.
Baca juga: Wapres minta Menkeu, Menag segera anggarkan pembebasan lahan UIII
Baca juga: Menag tegaskan tak boleh ada benih radikalisme dalam tubuh ASN
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020