• Beranda
  • Berita
  • Meski pandemi, Gapki catat ekspor sawit semester I masih positif

Meski pandemi, Gapki catat ekspor sawit semester I masih positif

12 Agustus 2020 17:49 WIB
Meski pandemi, Gapki catat ekspor sawit semester I masih positif
Petani memanen buah kelapa sawit di ladangnya, Nagari Tapakis, Padangpariaman, Sumbar. (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)

Betapa beratnya perekonomian kita di tengah pandemi, tetapi ekspor sawit sampai Juni masih positif. Kita membukukan 10 miliar dolar sampai Juni, mestinya sampai akhir tahun tidak akan jauh beda dengan tahun lalu.

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mencatat ekspor produk minyak sawit Indonesia masih positif sepanjang semester I-2020 di tengah situasi perekonomian domestik dan global yang mengalami kontraksi akibat pandemi COVID-19.

Ketua Umum Gapki, Joko Supriyono menyebutkan nilai ekspor sawit pada Januari-Juni 2020 mencapai 10 miliar dolar AS, dan menjadi kontribusi terbesar terhadap surplus ekspor non migas pada neraca perdagangan Indonesia semester I-2020.

"Betapa beratnya perekonomian kita di tengah pandemi, tetapi ekspor sawit sampai Juni masih positif. Kita membukukan 10 miliar dolar sampai Juni, mestinya sampai akhir tahun tidak akan jauh beda dengan tahun lalu," kata Joko dalam konferensi pers kinerja industri sawit di Jakarta, Rabu.

Baca juga: Mentan lepas ekspor 10.000 ton cangkang sawit ke Jepang

Joko menjelaskan jika dibandingkan dengan tahun lalu, nilai ekspor sawit mencapai 20 miliar dolar AS. Ia memproyeksi nilai ekspor sawit hingga akhir tahun ini tidak akan jauh berbeda dengan kinerja 2019.

Di sisi lain, Joko mengakui bahwa penerapan karantina wilayah (lockdown) di sejumlah negara tujuan ekspor turut melemahkan volume ekspor pada Januari-Juni 2020 yang mencapai 15,5 juta ton, atau turun 11 persen dibanding periode yang sama tahun 2019.

Baca juga: Gapki catat ekspor minyak sawit turun 8,3 persen, terbesar ke China

Sejumlah negara yang menjadi pasar utama ekspor Sawit Indonesia mengalami pelemahan atau penurunan permintaan. Penurunan ekspor terbesar terjadi pada tujuan China sebesar 43 persen, Bangladesh 22 persen, Timur Tengah 18 persen, Afrika 11 persen dan Uni Eropa 9 persen.

"Hampir semua tujuan pasar utama kita mengalami kontraksi, yang tumbuh positif hanya India. Namun sebenarnya itu karena tahun lalu India mengalami penurunan signifikan, mungkin ini terkompensasi dari penurunan yang tajam tahun 2019," kata Joko.

Selain pasar India yang tumbuh sebesar 23 persen, ekspor sawit ke Amerika Serikat juga tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 7 persen.

Sementara itu, produksi minyak sawit sepanjang semester I tercatat sebanyak 23,5 juta ton, atau lebih rendah 9,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

 

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020