Mahathir namakan partainya Partai Pejuang

12 Agustus 2020 18:44 WIB
Mahathir namakan partainya Partai Pejuang
Mahathir waktu mengumumkan pendirian partai baru. ANTARA Foto/Agus
Mantan Perdana Menteri Malaysia Tun Dr Mahathir Mohamad menamakan partai yang dibentuknya Partai Pejuang yang diumumkan melalui sebuah puisi dalam blog pribadinya yang dipublikasi, Rabu.

Pendiri Partai Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu / PPBM) ini sebelumnya telah menyampaikan rencana pendirian partai barunya dalam jumpa pers di tingkat 4 Yayasan AlBukhary, N0. 88 Jalan Perdana Kuala Lumpur, Jumat lalu.

Turut hadir anggota parlemen dan mantan Sekjen Bersatu, Datuk Marzuki Yahya dan putranya Dato' Seri Mukhriz bin Tun Mahathir yang menjadi Menteri Besar Negara Bagian Kedah.

Dalam puisi yang ditulisnya anggota parlemen dari Langkawi tersebut nampak emosional dengan mencela partainya sebelumnya, Bersatu, yang dinilai kehilangan integritas karena bersekutu dengan musuh (UMNO dan Barisan Nasional).

Bersatu dahulu didirikan untuk menghapuskan kleptokrat, sekarang malahan bersama kleptokrat.

Ia juga menyatakan partai-partai politik berbasis Melayu ini tidak lagi menjalankan tujuan yang sebenarnya untuk menegakkan kepentingan masyarakat, melainkan dirusak oleh keuntungan pribadi, uang, dan kekuasaan.

Dalam puisi tersebut, ia melukis Pejuang sebagai janji kepada masyarakat Melayu bahwa kepentingan mereka akan diutamakan dan kebutuhan masyarakat terpenuhi.

Menurut informasi yang beredar putranya Datuk Seri Mukhriz Mahathir adalah presiden sementara Partai Pejuang.

Mahathir bin Mohamad pada Rabu malam dijadwalkan menghadiri pengenalan calon Pemilu kecil atau Majelis Pengenalan Calon Pilihan Raya Kecil (PRK) N.58 Slim di Taman Slim Permata, Slim River, Perak.

Pemilu Kecil ini untuk memilih anggota dewan baru karena sistem politik Malaysia tidak mengenal Pergantian Antar Waktu (PAW).


Baca juga: Mantan PM Malaysia Mahathir dirikan partai baru

Baca juga: Mahathir calonkan Dato Seri Shafie Apdal sebagai perdana menteri

Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2020