• Beranda
  • Berita
  • Legislator: BUMN pariwisata sebaiknya tidak masuk ke holding aviasi

Legislator: BUMN pariwisata sebaiknya tidak masuk ke holding aviasi

12 Agustus 2020 19:34 WIB
Legislator: BUMN pariwisata sebaiknya tidak masuk ke holding aviasi
Dokumentasi - Sejumlah turis Amerika Serikat melakukan tur desa wisata di Subak Kuanta, Gianyar. ANTARA/Ayu Khania Pranisitha/am.

Alangkah baiknya (BUMN) pariwisata dijadikan holding tersendiri, kita butuh konsolidasi, kita butuh pariwisata tetap di depan

Anggota Komisi VI DPR RI Evita Nursanty menyarankan BUMN pariwisata sebaiknya tidak dimasukkan ke holding BUMN penerbangan atau aviasi.

“Saya berpendapat sebaiknya BUMN pariwisata tidak digabungkan dengan (holding Aviasi)," ujar Evita dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.

Legislator tersebut menilai bahwa kedua sektor industri BUMN penerbangan dan pariwisata memiliki perbedaan, karena tidak seperti Holding Pupuk atau Perkebunan atau Semen yang relatif seragam.

Industri pariwisata memiliki peran besar dalam pembangunan Indonesia, posisinya merupakan sektor terbesar kedua dalam menghasilkan devisa maupun total revenue.

"Alangkah baiknya (BUMN) pariwisata dijadikan holding tersendiri, kita butuh konsolidasi, kita butuh pariwisata tetap di depan. Alasannya pariwisata adalah lokomotif pembangunan ekonomi dan sektor lainnya," kata Evita.

Lebih lanjut dia mengatakan bahwa dengan demikian sektor pariwisata harus didukung semua sektor transportasi, termasuk oleh sektor penerbangan mengingat hal ini memang diperlukan untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia yang memang mengandalkan pariwisata.

Evita juga mengatakan bahwa salah satu alasan untuk menggabungkan BUMN pariwisata menjadi satu holding pariwisata  adalah untuk menggaet pasar yang lebih luas, namun dengan menjadi holding tersendiri pun upaya BUMN pariwisata meraih pasar yang lebih luas bisa dilakukan.

Legislator tersebut juga berharap BUMN pariwisata bisa makin bebas bergerak dan inovatif dalam menghadapi tantangan regional dan global yang makin kompetitif.

Sebelumnya Pengamat ekonomi dari Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Mohammad Faisal menilai positif wacana untuk menyatukan BUMN penerbangan dan pariwisata.

Menurut Direktur Eksekutif Core itu, sektor penerbangan mempunyai implikasi yang penting bagi perkembangan pasar wisata. Penerbangan juga membuka peluang bagi peningkatan sektor-sektor ekonomi yang berhubungan dengan kepariwisataan.

Maka itu, lanjut dia, sektor penerbangan dan pariwisata harus dapat lebih terintegrasi agar dapat saling mendukung mengingat hubungan sektor itu berlaku dua arah dimana keduanya saling mempengaruhi.


Baca juga: ASITA: Holding BUMN aviasi-pariwisata bisa pulihkan perjalanan wisata

Baca juga: Garuda: Holding penerbangan-pariwisata bangkitkan pariwisata lokal

Baca juga: Anggota DPR: Merger BUMN Penerbangan-Pariwisata harus perbaiki kinerja

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2020