"DPD SPSI sudah mengadakan pembicaraan dengan Kepala Jamsostek di Sumbar, dilanjutkan dengan Direktur Operasional Jamsostek Pusat. Ada kesamaan pandang untuk menggelar pelatihan padat karya bagi pembekalan skil pencaker," kata Ketua DPD SPSI Sumbar, Arsukman Adi kepada ANTARA di Padang, Minggu.
Menurutnya, pelaksanaan pelatihan ahli profesi dalan program padat karya yang direncanakan tersebut, diharapkan tidak ada kendala tetapi dukungan dari donatur lainnya sangat dinantikan.
Sebab, banyak pekerja pascagempa di Sumbar, kehilangan pekerjaannya sangatlah memprihatinkan dan tentu butuh perhatian dalam memberikan peluang baru terhadap mereka.
Data diperoleh DPD SPSI Sumbar, sedikitnya 102 perusahaan yang terkena dampak gempa tiga bulan lalu itu, ada rusak berat, sedang dan ringan.
Jadi, diperkirakan jumlah tenaga pekerjanya sekitar 6.000 orang dan sebesar 40 persen mungkin kehilangan lapangan pekerjaan karena perusahaan tempat kerjanya tidak atau belum beroperasi.
Justru itu, adanya pelatihan pada 2010 diharapkan pencaker bisa laih profesi dengan skil yang dimiliknya sehingga bisa menjalankan usaha secara mandiri.
"Pelatihan yang direncanakan di antaranya bordir, bengkel, tataboga, ternak unggas dan lainnya. Upaya ini juga telah dimulai koordinasi dengan instansi terkait sehingga saat pelaksanaan nanti banyak dukungan," kata Edi.
Justru itu, diharapkan perusahaan besat baik swasta, terutama BUMN bisa memberikan dukungan pendanaan untuk melakukan program pelatihan padat karya untuk pencaker tersebut.
Edi menjelaskan, pihaknya juga sudah meberikan masukan kepada instansi terkait, baik di Pemkot Padang maupun Pemprov Sumbar, supaya pekerja yang terkena dampak gempa dibekali keterampilan dan peluang pekerjaan baru dalam dan luar negeri.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertans) Kota Padand, Haryanto Rustam, menyebutkan pekerja asal Kota Padang, yang kehilangan usaha pascagempa sebagian sudah melirik peluang kerja di Bintan Kepulauan Riau dan Ke Malaysia.
"Baru-baru ini sedikitnya 40 orang tenaga kerja yang kehilangan usaha pascagempa bekerja ke perusahaan yang ada di Bintan. Sebelumnya sekitar 60 orang ke sejumlah perusahaan industri di negara Jiran," katanya.
Terkait, sebagian dari karyawan atau pekerja yang tempat berkerjanya tidak bisa beroperasi pascagempa, maka ada yang dipindahkan manajemen perusahaannya ke Medan dan Aceh.
Selain itu, ada para pekerja tersebut ditampung oleh mitra perusahaan yang mengalami kerusakan akibat gempa, lokasinya ada di Padang dan di luar daerah.
Kemudian upaya lain yang dilakukan Disnakertans Padang, menekan angka pengangguran pascagempa digelar pelatihan, seperti bertukang.
Program pembekalan tenaga pekerja sudah jalan dan sedikitnya 60 tenaga kerja sudah dilatih skill bertukang, bahkan sebagian sudah bisa berusaha.
"Khusus yang sarjana banyak lebih memilih melirik mengisi peluang kerja di luar Sumbar, karena perusahaan masih banyak menampung tenaga kerja," katanya.
Lebih lanjut Haryanto menjelaskan, pihaknya sudah memberikan pembekalan kepada anak-anak jalanan untuk keterampilan montir (sepeda motor, hendpone), sebagian besar sudah terserap bengkel dan perusahaan.
Disnakertrans Padang, tambahnya, telah melakukan nota kesepahaman dengan perusahaan jasa tenaga kerja Indonesia (PJTKI) di Padang, guna menyalurkan tenaga kerja ke perusahaan di luar Sumbar yang membutuhkan.
(*)
Pewarta: handr
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009