• Beranda
  • Berita
  • Indonesia dorong kerja sama kesehatan dengan Rusia, termasuk vaksin

Indonesia dorong kerja sama kesehatan dengan Rusia, termasuk vaksin

13 Agustus 2020 15:05 WIB
Indonesia dorong kerja sama kesehatan dengan Rusia, termasuk vaksin
Arsip foto: Pelaksana Tugas Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah menyampaikan keterangan pers secara daring dari Jakarta, Rabu (13/5/2020). (Handout Kemlu RI)

Yang saat ini sedang kita dorong adalah pertemuan lebih lanjut untuk membahas aspek-aspek teknis kerja sama di antara kedua negara

Indonesia mendorong kerja sama sektor kesehatan dengan Rusia, termasuk mengenai vaksin dan penelitian di bidang teknologi kesehatan.

“Yang saat ini sedang kita dorong adalah pertemuan lebih lanjut untuk membahas aspek-aspek teknis kerja sama di antara kedua negara,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah dalam pengarahan media secara daring, Kamis.

Pembahasan kerja sama telah dilakukan antara kementerian kesehatan kedua negara pada 5 Juli 2020, yang merupakan tindak lanjut dari pembicaraan telepon antara Presiden Joko Widodo dan Presiden Rusia Vladimir Putin pada 13 April 2020.

Baca juga: Rusia kirim obat ke Indonesia, bantu tangani COVID-19
Baca juga: Peringatan 70 tahun RI - Rusia momentum kemitraan strategis.


Faizasyah tidak menjelaskan lebih lanjut apakah kerja sama yang dimaksud berkaitan dengan vaksin yang diklaim Rusia telah berhasil dikembangkan untuk melawan pandemi COVID-19.

“Sebatas itu yang bisa kami sampaikan sekarang,” ujar dia.

Presiden Putin pada Selasa (11/8) mengumumkan bahwa Rusia menjadi negara pertama di dunia yang menyetujui vaksin COVID-19 setelah kurang dari dua bulan uji coba pada manusia.

Keputusan Moskow untuk memberikan restunya bagi penggunaan vaksin tersebut menimbulkan kekhawatiran di kalangan para pakar.

Pasalnya, hanya sekitar 10 persen uji klinis berhasil dilakukan dan beberapa ilmuwan merasa khawatir Moskow mungkin saja lebih mementingkan gengsi negara ketimbang pengetahuan dan keamanan.

Vaksin yang diberi nama “Sputnik V” dan dikembangkan oleh Institut Gamaleya akan diproduksi sebanyak 5 juta dosis per bulan pada Desember-Januari.

Beberapa negara seperti Filipina dan Kazakhstan menyatakan minatnya untuk menjalin kerja sama dengan Rusia untuk pengembangan dan akses vaksin tersebut.

Baca juga: Indonesia dorong kerja sama ASEAN-Rusia kembangkan vaksin COVID-19
Baca juga: Rusia nyatakan akan punya vaksin COVID-19 pada akhir 2020

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020