• Beranda
  • Berita
  • KHI ajak rayakan kemerdekaan dengan lomba yang lebih edukatif

KHI ajak rayakan kemerdekaan dengan lomba yang lebih edukatif

14 Agustus 2020 13:12 WIB
KHI ajak rayakan kemerdekaan dengan lomba yang lebih edukatif
Ilustrasi - Dua orang guru SD Katolik Frateran II mengenakan kostum bertema HUT Kemerdekaan RI memantau belajar siswa di Kota Kediri, Jawa Timur, Jumat (14/8/2020). ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani/pras.

Ke depan diharapkan lomba-lomba ini tidak diikutsertakan kembali. Kita kan sedang merayakan kemerdekaan tapi kenapa dirayakan dengan simbol dijajah dan ditindas?

Komunitas Historia Indonesia (KHI) mengajak masyarakat merayakan HUT Ke-75  Kemerdekaan Indonesia dengan berbagai lomba yang lebih edukatif dan mengandung unsur kemerdekaan.

"Lomba panjat pinang, makan kerupuk, balap karung, adalah simbol penjajahan yang masih dilakukan hingga sekarang," kata pendiri KHI yang juga sejarawan Asep Kambali yang dihubungi dari Jakarta, Jumat.

Berbagai lomba tersebut kerap diadakan saat perayaan hari kemerdekaan baik di sekolah, kompleks perumahan maupun lingkungan masyarakat lainnya.

Bahkan lomba panjat pinang dianggap sebagai permainan yang berlandaskan asas gotong royong atau kerja sama yang melambangkan ciri luhur dari masyarakat Indonesia.

Makna tersebut, menurut dia, tidak sepenuhnya salah, namun pada masa lalu panjat pinang adalah sarana hiburan orang Belanda di Batavia.

Pada 1920-an, yang dipasang di puncak batang pinang untuk diperebutkan adalah bahan makanan dan pakaian. Warga pribumi berlomba-lomba saling menginjak demi mendapatkan hadiah dan orang Belanda menonton sambil menertawakannya.

"Sedangkan balap karung, ketika itu rakyat Indonesia harus menjalani kerja paksa atau romusha dan terpaksa menggunakan karung goni sebagai pakaian," katanya.

Baca juga: PBNU tegaskan santri berperan besar isi kemerdekaan

Pemerintahan Jepang saat itu dengan sengaja menghambat proses distribusi pakaian. Karung goni yang digunakan tersebut tidak nyaman dipakai karena banyak kutu sehingga banyak yang menderita koreng dan gatal-gatal.

Lomba makan kerupuk adalah salah satu simbol kemelaratan bangsa Indonesia ketika masa penjajahan. Nasi dan kerupuk menjadi menu keseharian masyarakat yang tidak mampu membeli bahan makanan lain.

"Ke depan diharapkan lomba-lomba ini tidak diikutsertakan kembali. Kita kan sedang merayakan kemerdekaan tapi kenapa dirayakan dengan simbol dijajah dan ditindas?" ujarnya.

Disarankan agar merayakan dengan lomba yang edukatif dan tetap menyenangkan serta mengandung unsur kemerdekaan misalnya lomba mirip pahlawan, lomba menyanyikan lagu Indonesia Raya, lomba membaca teks proklamasi dan lainnya.

"Jadi sambil merayakan hari kemerdekaan juga belajar sejarah dan kepahlawanan," kata Asep.

Baca juga: Banyak cara memaknai hari kemerdekaan RI
Baca juga: Rengasdengklok untuk pertama kali jadi tempat upacara HUT RI

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2020