• Beranda
  • Berita
  • Jazilul Fawaid: Target pertumbuhan ekonomi 4,5 persen super optimistis

Jazilul Fawaid: Target pertumbuhan ekonomi 4,5 persen super optimistis

14 Agustus 2020 16:56 WIB
Jazilul Fawaid: Target pertumbuhan ekonomi 4,5 persen super optimistis
Waki Ketua MPR RI Jazilul Fawaid tersenyum dalam konferensi pers usai pidato penyampaian RUU APBN 2021 dan Nota Keuangan pada Rapat Paripurna DPR-RI Tahun Sidang 2020 - 2021 di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Jumat (14/8/2020). (ANTARA/ Abdu Faisal)
Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid mengatakan target pertumbuhan ekonomi yang dijanjikan Presiden Joko Widodo, akan tumbuh 4,5 persen pada 2021 sebagai target yang super optimistis.

Sedangkan di 2020 saja, kata Jazilul, pertumbuhan ekonomi tidak sampai segitu bahkan minus.

"Kenapa saya sampaikan super optimis? Karena memang pertumbuhan di 2020 enggak sampai segitu. Bahkan bisa minus. Nah, di 2021, Presiden menyampaikan optimisme bahwa kita tidak akan minus. Tapi, kita akan tumbuh 4,5 persen," ucap dia dalam konferensi pers usai pidato penyampaian RUU APBN 2021 dan Nota Keuangan pada Rapat Paripurna DPR-RI Tahun Sidang 2020 - 2021 di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Jumat.

Baca juga: Presiden Jokowi targetkan pertumbuhan ekonomi 4,5-5,5 persen pada 2021

Dulu, ekonomi dijanjikan bisa tumbuh sebesar 5,3 persen saja pada 2020, kata Jazilul, MPR pesimistis itu bisa tercapai. Di 2021, ada sikap optimis baru dari pemerintah.

"Bahkan di nota keuangan, utang atau defisit itu (dijanjikan) turun di 2021. Dilihat saja nanti apakah realistis," kata Jazilul.

Jazilul mengimbau agar semua elemen bangsa terus memberikan dukungan dan kekuatan kepada Presiden Jokowi itu agar target super optimisnya bisa tercapai.

Selain itu, target super optimistis seharusnya memaksa pemerintah dan seluruh elemen bangsa bertindak ekstra keras juga. Karena, bila tidak tercapai, tentu akan menyengsarakan masyarakat.

Baca juga: Apindo nilai target pertumbuhan ekonomi 2021 terlalu ambisius

"Jika tidak sampai target, maka akan ada risiko yang akan diterima oleh masyarakat juga. Mungkin ada penurunan yang lebih tajam dari penghasilan masyarakat dan kesejahteraan masyarakat. Nah kalau soal politiknya, dilihat nanti kalau itu sudah berjalan. Tapi saya pikir kalau memang ada target yang tidak terlampaui, tidak ada sanksi secara politik, begitu ya," pungkas Jazilul.

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020